Example floating
Example floating
Ekonomi

Kisah Korban Penipuan Nasabah Bank Mandiri Sumenep

1719
×

Kisah Korban Penipuan Nasabah Bank Mandiri Sumenep

Sebarkan artikel ini
Kisah Korban Penipuan Nasabah Bank Mandiri Sumenep
Tampak depan kantor bank mandiri sumenep
Example 468x60

Mediapribumi.id, Sumenep — Seorang nasabah Bank Mandiri Sumenep, Rifki mengaku, telah tertipu oleh program kartu kredit yang ditawarkan oleh bank tersebut.

Kata dia, usai menggunakan program itu, dirinya menerima telpon dari nomor tak dikenal yang mengaku sebagai pihak Bank Mandiri.

Namun, setelah menerima telepon, uang yang ada di dalam rekeningnya kemudian terkuras hingga lebih dari Rp. 4 juta.

“Saya tidak pernah pakai uangnya. Tiba-tiba ada dana keluar sebesar Rp empat juta. Apa-apaan ini,” ujarnya.

Rifki menceritakan, awalnya dia ditawari program baru kartu kredit oleh pihak mandiri, dengan limit Rp 5 juta rupiah. Karena tertarik atas program itu, dirinya mengikuti sejumlah persyaratan administrasi, seperti yang diarahkan oleh pihak mandiri.

Setelah melakukan pendaftaran, dia mengaku, pihak Bank Mandiri menginformasikan bahwa kartu kredit akan dikirim melalui jasa pos.

Akan tetapi, sampai lebih dari satu bulan, Rifki masih belum menerima kartu kredit tersebut. Sehingga, dia tidak bisa menggunakan uang pinjaman di rekeningnya.

“Karena infonya, dana itu baru bisa digunakan kalau sudah terima kartu,”jelasnya.

Selang beberapa waktu, kartu masih belum tiba. Dirinya kembali dihubungi kembali oleh pihak yang mengaku dari Bank Mandiri, untuk menginformasikan bahwa ada penambahan limit pinjaman menjadi Rp 10 juta.

Rifki mengaku, saat itu dia juga memberitahu kepada pihak yang diduga Bank Mandiri bahwa kartu kredit masih belum tiba. Akhirnya, penelpon menjanjikan kartu tersebut akan tiba pada hari Senin.

“Dan hari senin benar-benar sampai kartunya. Saat kartu itu sampai, nomor itu menelpon lagi ke saya dan tahu kalau kartunya sudah ada di saya,” tandasnya.

Setelah menerima kartu, dia mendapatkan telepon dari nomor tak dikenal yang mengatasnamakan pihak Bank Mandiri, untuk mengkonfirmasi data diri nasabah.

Menurut Rifki, semua data diri yang ditanyakan oleh penelepon tersebut, sesuai dengan apa yang ia daftarkan di Bank Mandiri. Sehingga dia tak curiga, bahwa itu adalah penipuan.

Kemudian, setelah menerima telepon tersebut, uang di rekeningnya tiba-tiba terkuras hingga Rp. 4,700,000. Padahal, dia sama sekali tidak memberikan kode otp, karena penelpon juga tidak memintanya.

Lebih lanjut, Rifki mengaku sempat memprotes ke Bank Mandiri Sumenep, lalu diminta berbicara langsung dengan Mandiri pusat. Namun, pihak Bank Mandiri tidak mau bertanggungjawab dan meminta agar nasabah tetap membayar tagihan tersebut, pasalnya, berdasarkan keterangan di sistem, nasabah telah menggunakan dana tersebut, untuk membeli handphone di daerah Jakarta.

Padahal, Rifki mengaku sama sekali tidak merasa menggunakan uang di rekening itu dan dirinya tidak berbelanja, baik online ataupun offline.

“Mereka tetap minta saya untuk bayar. Padahal saya tidak pakai uangnya. Mau belanjanya online atau offline, saya tidak pernah pakai uang itu masalahnya,” lanjutnya.

Lebih jauh, kata Rifki, pihak Mandiri Sumenep malah menyalahkannya, karena menerima telepon, selain dari nomor Bank Mandiri.

“Kalau misalkan yang telepon saya ternyata karena hal pentingnya, tapi nomornya baru. Masak tidak mau saya angkat,” ungkapnya.

Rifki menyatakan, yang membuatnya geram bukan karena diminta untuk membayar tagihan. Akan tetapi, bagaimana data pribadi seorang nasabah bisa bocor ke pihak lain.

Dia merasa, sudah sering kali melakukan transaksi dan pinjaman di Bank lain. Namun, tidak pernah ada kebocoran data atau bahkan penipuan.

Rifki menambahkan, semestinya jika program tersebut tidak terjamin keamanannya, maka Bank Mandiri jangan menawarkan kepada nasabah, atau masyarakat luas. Agar tidak menjadi korban penipuan.

“Lah setelah saya ikut program Bank Mandiri ini, nomor saya ditelpon oleh penipu. Padahal selama ini saya bolak-balik transaksi di Bank manapun, tidak pernah ada penipuan atau nomor tak dikenal yang telfon. Ini berati kan, data pribadi nasabah tidak aman di Mandiri,” paparnya.

Rifki, juga telah berusaha melapor ke Bank Mandiri, rupanya tidak hanya dia yang menjadi korban penipuan tersebut. Informasi itu dapatkan saat berusaha memastikan nasibnya di BI Cheking ke Bank Mandiri.

Dengan begitu, dirinya meminta agar Bank Mandiri Sumenep, bisa bertanggungjawab atas kebocoran data pribadinya, karena hingga saat ini masih banyak nomor tak dikenal yang menghubunginya dengan mengatasnamakan Bank Mandiri.

“Saya dengar saat karyawan Bank Mandiri ngobrol, mereka juga bahas tentang kasus penipuan yang sama seperti saya. Ternyata cukup banyak korbannya. Saya ada kok rekamannya,” kata Rifki.

Sementara itu, Kepala Cabang Mandiri Sumenep Opon Soepandi, sama sekali tidak memberikan respon apapun, saat sejumlah media melakukan upaya konfirmasi melalui WhatsApp pada tanggal 20 September 2024.

Kemudian, pada Senin (23/09/2024) melalui pesan WhatsApp, Kepala Cabang Mandiri Sumenep tetap tidak memberikan keterangan apapun.

Example 300250 Google News
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *