Mediapribumi.id, Sumenep — Dalam rangka menuntaskan tanggung jawab terhadap organisasi, Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Timur, melaksanakan advance training (LK III), tingkat Nasional, bertempat di Gedung BPSDM Surabaya. Jum’at (14/02/2024).
Turut hadir dalam kegiatan ini, diantaranya, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), dr Mohammad Taufik, Kasubditsosbud Intelkam Polda Jatim, AKBP Haryono, Asisten III Sekda Pemprov Jatim, Benny Sampirwanto Mewakili PJ Gubernur Jatim, Kepala Kesbangpol Edy Supriyanto. Kepala BPSDM Jatim, Ramliyanto, Presidium KAHMI Jatim.
Ketua Badko HMI Jawa Timur, Yusfan menyebut, HMI sepanjang sejarah menjadi bagian pengisi kemerdekaan Indonesia. Mulai dari fase perjuangan, pembangunan hingga saat ini.
Sehingga, kader HMI harus peka terhadap perkembangan zaman. Karena, jika hal itu tidak tercapai, maka akan sulit adaptasinya untuk meraih Indonesia emas 2045.
“Kalau kader HMI tidak peka terhadap perkembangan zaman, maka akan sulit untuk mencapai Indonesia emas 2045,” terangnya saat memberi sambutan.
Lebih lanjut, Yusfan, juga meminta pemerintah pusat untuk mempertimbangkan kembali, pemotongan anggaran yang dilakukan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.
Terutama dalam hal pendidikan. Menurutnya, jika hal itu tidak dipertimbangkan dengan baik, dikhawatirkan akan menjadi penyebab lambatnya kualitas pendidikan di Indonesia. Terutama beasiswa bagi mahasiswa yang tergolong tidak mampu.
“Saya meminta pemerintah pusat mempertimbangkan kembali pemotongan anggaran itu. Terutama alokasi anggaran untu pendidikan. Sebab, kita semua, para aktivis juga berangkat dari keluarga tidak mampu,” lanjutnya.
Yusfan menambahkan, kader HMI sebagai mitra kritis dari pemerintah harus turut serta menyuarakan pemotongan anggaran tersebut. Sebab menurutnya, dampak dari pemotongan akan didasarkan di berbagai sektor. Terutama pendidikan.
“Kita sebagai mitra kritis, meminta agar pemerintah pusat mempertimbangkan kembali pemotongan tersebut,” pungkasnya.