Mediapribumi.id, Sumenep — Masyarakat Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur merasakan dampak penanaman mangrove yang rutin dilaksanakan oleh SKK Migas-Kangean Energy Indonesia (KEI) di Desa Pagerungan Besar, Pagerungan Kecil dan Sadulang.
Disamping penanaman mangrove, KEI juga berhasil mengagas 3 kawasan konservasi pembibitan mangrove di Desa Pagerungan Besar, Pagerungan Kecil dan Sadulang, dengan melibatkan Pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna, Pemerintah Desa dan Pelajar.
Sebelumnya, warga yang ada di 3 desa ini merasa kesulitan mendapatkan bibit pohon mangrove dalam melakukan penanaman. Namun, dengan adanya kawasan konservasi tersebut, bisa mempermudah mendapatkan bibit.
“Dulu bibit mangrove memang susah Pak, tapi sejak tahun 2021 kemarin KEI bersama karang taruna sudah menggagas kawasan pembibitan. Kalau kami akan penanaman bersama siswa, biasanya minta ke karang taruna Persada,” kata ABD Rahman, selaku Guru Pengajar di SMA Islam Pagerungan Besar. Rabu (14/8/2024).
Ridwan Hasim, Ketua Karang Taruna Pulau Obor, Desa Pagerungan Besar menambahkan, bahwa penanaman bibit mangrove rutin digelar. Tidak hanya penanaman, namun ada juga edukasi pembibitan bibit pohon mangrove.
“Setiap tahunnya kami besama KEI rutin melakukan penanaman bibit pohon mangrove, juga dilanjutkan dengan edukasi pembibitan dengan mengajak pelajar,” kata Ridwan.
SKK Migas-KEI juga berhasil berkolaborasi dengan Pemuda yang tergabung di Karang Taruna Persada, Desa Sadulang, perihal program konservasi, diantaranya transpalantasi terumbu karang, penanaman dan pemeliharaan mangrove, serta Sekolah Bahari khusus siswa Sekolah Dasar (SD)
“Kami mulai tahun 2021, dengan cara sosialisasi kepada Masyarakat dan pelajar, kemudian kami hingga saat ini masih aktif berkegiatan bersama teman-teman karang taruna, juga pelajar SD,” terang Rizal Mahsyar selaku ketua Karang taruna Persada.
Aksi penanaman mangrove dan transpalantasi terumbu karang juga mendapat respon dari Robiyanto (31 Tahun), salah satu nelayan Desa Sadulang. Dia mengaku ikut merasakan dampak penanaman mangrove yang rutin dilaksanakan.
Roby menilai, dengan merambahnya mangrove dikepulauan Sadulang, dapat membantu habitat perikananan di pesisir pantai secara permanen.
“Pasti berdampak mas, karena mangrove ini tidak hanya untuk mengatasi abrasi, namun ikan-ikan juga merasa nyaman dengan adanya mangrove begitu juga dengan terumbu karang,” tuturnya.
Sementara Manager PGA Humas Kangean Energy Indonesia (KEI) Kampoi Naibaho, gerakan lingkungan tersebut masuk dalam 5 pilar penting Program Pengembangan Masyakarat (PPM), diantaranya Pendidikan dan Kebudayaan, Kesehatan, Lingkungan, Ekonomi, dan Infrastruktur.
Gerakan lingkungan itu juga dilakukan untuk mendukung penurunan emisi karbon tahun 2030. Sementara untuk proses penanaman, kata Kampoi, SKK Migas-KEI melibatkan stakeholder di wilayah operasi, Tokoh Masyarakat, Pemuda dan Karang Taruna serta Pemerintah Desa (Pemdes).
Pria yang akrab disapa Kampoi tersebut menjelaskan, tiga tahun terkahir, terdapat 34 ribu bibit pohon yang sudah ditanam di tiga lokasi, yakni Pulau Pagerungan Besar, Pagerungan Kecil dan Sadulang.
“Tiga tahun terkahir ribuan bibit pohon mangrove yang telah ditanaman mas, tahun 2022 sebanyak 21 ribu , tahun 2023 sebanyak 5 ribu bibit, dan 2024 8 ribu bibit pohon,” jelasnya.
Diketahui, atas langkah tersebut, KEI sempat menerima apresiasi penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup (Proper) Tahun 2023 dari kementerian Lingkungan Hidup dan Kelautan (KLHK) dengan predikat hijau.