Mediapribumi.id, Sumenep — Pulau Madura sebagai salah satu sentra pusat produksi garam Nasional, membutuhkan intervensi inovasi teknologi untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas garam.
Seperti yang dilakukan oleh Tim Pemberdayaan Berbasis Kewirausahaan (PBK) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) bersama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep meluncurkan terobosan dalam memberdayakan masyarakat Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Diketahui, bahwa Tim PBK ini berfokus pada Pemberdayaan Mitra Usaha Produk Unggulan Daerah, untuk peningkatan ketahanan pangan melalui intervensi teknologi produksi dan kualitas produk unggulan garam.
Anis Arendra, ST., MEng, pimpinan tim PBK, mengatakan, tim ini berupaya untuk memaksimalkan dan memanfaatkan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya lokal untuk meningkatkan perekonomian dan kemandirian masyarakat pegaraman, terutama di Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget.
Pihaknya menjelaskan, program ini dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) dengan nomor kontrak 121/E5/PG.02.00/PM.BARU/2024
Selama program, tim PBK memberikan pelatihan intensif kepada mitra tentang intervensi teknik produksi dan kualitas produk unggulan garam.
“Sedangkan untuk pendampingan langsung diberikan agar mitra dapat mengaplikasikan teknik tersebut secara mandiri,” katanya.
Disamping itu, Anis mengatakan, dengan potensi besar sebagai wilayah pegaraman dan belum diproduksi secara maksimal, baik secara kuantitas maupun kulitas, maka diharapkan masyarakat dapat mengolahnya menjadi produk dengan kualitas standar pasar global dan mampu meningkatkan ketahanan pangan, serta kesejahteraan masyarakat pegaraman.
“Respons dari Mitra sangat positif. Mereka antusias mengikuti pelatihan dan melihat besarnya potensi perekonomian pegaraman,” ungkap Anis Arendra melalui keterangan tertulis.
Dia berharap, program ini menjadikan Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget sebagai model bagi kecamatan lain dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam pegaramannya.
Sementara, anggota tim, Dr. Asmoni, M.Pd, menuturkan, meningkatnya kesejahteraan masyarakat pegaraman dan maksimalnya potensi produk pegaraman, pada akhirnya akan menciptakan indeks pembangunan manusia (IPM) yang semakin meningkat.
“Terutama terkait pentingnya pendidikan bagi masyarakat pegaraman. Masyarakat semakin sadar pentingnya pendidikan untuk membuat inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam,” tukas melalui saluran telepon. Sabtu (21/09/2024).