Mediapribumi.id, Sumenep — Sejumlah Dosen STKIP PGRI Sumenep lakukan pendampingan implementasi Gerakan Inovasi Literasi Numerasi (GISITERA) Berbasis STEAM, di SD Negeri Sentol Laok, Desa Sentol Laok, Kecamatan Pragaan, Kabupatan Sumenep, Jawa Timur. Rabu (25/9/2024).
Informasi yang diterima media ini, kegiatan yang dilakukan oleh dosen STKIP PGRI Sumenep dengan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, untuk melatih kemampuan literasi Numerasi peserta didik Sekolah Dasar di Wilayah Perbatasan Kabupaten Sumenep.
SD Negeri Sentol Laok, yang ada di Desa dengan jumlah penduduk kuran lebih 800 jiwa, merupakan satu-satunya sekolah Negeri, yang didirikan sejak tahun 1988, dan telah menerapkan Kurikulum Merdeka (Kurmer).
Menurut Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP), Kurratul Aini, M.Pd, mengatakan, fokus kegiatan PMP ini untuk menyelesaikan permasalahan dalam proses pembelajaran, yaitu pada aspek SDM, pengelolaan kelas, dan layanan pendidikan.
Hal yang menjadi prioritas, kata Kurratul, adalah menjawab pemasalahan dengan inovasi baru dalam pembelajaran, salah satunya implementasi pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics), program literasi numerasi, serta penggunaan media pembelajaran untuk memaksimalkan gerakan inovasi literasi numerasi.
Kurratul menjelaskan, bahwa selama ini, mayoritas peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran terkesan hanya mendengarkan penjelasan guru.
“Tidak ada komunikasi dua arah, proses pembelajaran cenderung monoton karena guru menerapkan metode ceramah saja dan belum mengimplementasikan model pembelajaran lain yang dapat menarik motivasi peserta didik dalam belajar,” kata Kurratul Aini, kepada mediapribumi.id, Rabu (25/9/2024).
Disamping itu, lanjut dia, Guru di SD tetsebut, belum menggunakan media pembelajaran atau alat peraga selama proses pembelajaran, termasuk pihaknya bersama tim, belum melihat pengembangan gerakan literasi numerasi di sekolah tersebut.
Oleh karena itu, Kurratul menilai, bahwa dibutuhkan kegiatan pelatihan dan pendampingan terhadap guru-guru sebagai fasilitator dalam rangka pengembangan gerakan literasi numerasi.
“Jadi kegiatan ini difokuskan pada kegiatan pendampingan Gerakan Inovasi Literasi Numerasi (GISITERA) Berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) pada Era Merdeka Belajar,” paparnya.
Lebih lanjut, dirinya memaparkan, dalam proses pendampingan menggunakan empat pendekatan, yaitu pelatihan, pendampingan, implementasi, serta evaluasi dan refleksi.
Secara umum pelaksanaan kegiatan pendampingan secara intensif dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Pelatihan Gerakan Inovasi Literasi Numerasi (GISITERA) Berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) pada Era Merdeka Belajar
Tim Pengabdian:
Kegiatan diawali dengan proses sosialisasi program pengabdian. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi tentang Gerakan Literasi Numerasi. “Setelah pemberian materi, peserta diminta untuk melakukan analisis kebutuhan, meliputi analisis karakter siswa, analisis kurikulum, analisis materi, dan ketersediaan sarana dan prasarana,” tandasnya.
“Analisis ini diperlukan untuk mengetahui Gerakan Inovasi Literasi Numerasi yang cocok untuk dikembangkan di sekolah,” kata Kurratul menambahkan.
Pada akhir kegiatan, pihaknya berharap, peserta mampu membuat sebuah program Gerakan Literasi Numerasi yang nantinya akan diimplementasikan di sekolah tersebut. Dengan analisis ini, para dosen pengabdi yakin, guru akan mampu menentukan jenis Gerakan Inovasi Literasi Numerasi Berbasis STEAM yang dikembangkan.
Harapan lain hasil dari kegiatan ini, para dosen pelaksana pengabdian turut menekankan, agar guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran, dapat melakukan proses pembelajaran dengan cara yang lebih bervariasi, “Melalui implementasikan GISITERA Berbasis STEAM untuk Melatih Kemampuan Literasi Numerasi Peserta Didik sehingga pembelajaran lebih aktif, berkualitas, dan bermakna,” harapnya.
Diakhir pelaksanaan pengabdian, sejumlah dosen ini, juga menyerahkan fasilitas pojok baca dan media Pembelajaran. Untuk pojok baca disediakan di ruang kelas, sebagai tempat membaca peserta didik, dilengkapi dengan berbagai macam buku dengan tujuan mendorong minat baca peserta didik.
“Media pembelajaran yang kami serahkan, berupa media pembelajaran matematika yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik. Media ini dapat digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang diajarkan dengan lebih mudah dan menyenangkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Baisuni, selaku Kepala SD Negeri Sentol Laok, mengungkapkan terimakasih karena telah mendapatkan pengalaman dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan oleh STKIP PGRI Sumenep.
“Tentu saya berterima kasih, karena telah mengimplementasikan Gisitera Berbasis STEAM, dan menjadikan sekolah kami sebagai sasaran kegiatan pengabdian,” katanya.
Dia menilai, kegiatan pengabdian ini memberikan banyak pengetahuan baru, kepada tenaga kependidikan di sekolah yang dipimpinnya.
“Kegiatan ini banyak memberikan pengetahuan kepada kami, agar kami dapat terus mendukung program pemerintah dalam mewujudkan literasi numerasi anak didik, sekaligus guru dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan cara lebih variatif agar anak didik tidak bosan dalam belajar.
Terimakasih atas pembuatan pojok baca, dan media pembelajaran yang sangat bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran yang berkelanjutan,” pungasnya.