BeritaPemerintahan

Luas Tanam Tembakau di Sumenep 2025 Turun Drastis, DKPP dan Petani: Iklim Jadi Penentu

Avatar
127
×

Luas Tanam Tembakau di Sumenep 2025 Turun Drastis, DKPP dan Petani: Iklim Jadi Penentu

Sebarkan artikel ini
Luas Tanam Tembakau di Sumenep 2025 Turun Drastis, DKPP dan Petani: Iklim Jadi Penentu
Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid.

Mediapribumi.id, Sumenep — Luas tanam tembakau di Kabupaten Sumenep pada tahun 2025 mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, pada 2024 luas tanam tembakau mencapai 15.000 hektare, sedangkan tahun ini hanya sekitar 8.000 hektare.

Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, menyebut faktor iklim menjadi penyebab utama menurunnya penanaman tembakau.

“Ada penurunan penanaman karena iklim, terutama kemarau basah. Pertanian itu erat kaitannya dengan cuaca. Kalau cuaca tidak mendukung, petani tentu akan mengurangi luas tanamnya,” jelasnya, Kamis (18/9/2025).

Terkait pupuk, Inong menerangkan, berbeda dengan komoditas pangan pokok dan strategis, tembakau tidak termasuk tanaman yang mendapat pupuk bersubsidi.

Subsidi pupuk saat ini hanya diperuntukkan bagi sembilan komoditas yang terdiri dari tanaman pangan meliputi padi, jagung dan kedalai.

Selain itu, tanaman subsektor hortikultura yang meliputi cabai, bawang merah dan bawang putih. Serta, subsektor perkebunan yang meliputi tebu rakyat, kakao dan kopi.

Sementara, untuk jenis pupuk yang disubsidi tersebut meliputi pupuk urea dan pupuk NPK yang diproduksi atau diadakan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero).

Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.

“Untuk tembakau tidak ada subsidi pupuk. Yang bisa menggunakan pupuk subsidi hanya komoditas pangan pokok tersebut,” tegasnya.

Terkait proyeksi tahun depan, Inong mengaku sulit untuk memberikan perkiraan.

“Cuaca tidak bisa diatur, sehingga belum bisa diprediksi luas tanam tembakau pada 2026. Kalau kondisi iklim mendukung, masyarakat pasti berlomba-lomba menanam tembakau lagi,” tandasnya.

Senada, salah satu petani muda asal Kecamatan Guluk-Guluk, Moh. Faiq mengaku untuk tahun ini pihaknya menanam jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebelumnya, ia menanam sekitar 20.000 batang pohon, sedangkan untuk tahun ini 2025 ini ia mengaku hanya menanam sekitat 10.000 batang.

“Penurunan ini disebabkan faktor iklim yang tidak tentu, sehingga kami cukup khawatir nanti merugi,” terangnya.

Disinggung terkait kemungkinan di tahun berikutnya, ia mengaku masih akan melihat kondisi iklim untuk menentukan jumlah dan luasan tanamannya.

“Kami para petani menggantungkan harapan terhadap komoditas tembakau. Namun, jika iklim tidak mendukung kami akan berpikir kembali untuk menanam,” pungkasnya.

Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari Santri