Mediapribumi.id, Sumenep — Komitmen menekan angka penurunan prevalensi stunting, Kangean Energy Indonesia (KEI) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep teken Memorandum of Understanding (MoU)
Hal itu dilakukan, sebagai bagian dari peran KEI diwilayah operasi, yakni di Kecamatan Sapeken dan Kecamatan Raas.
Plt Bupati Sumenep, Hj Dewi Khalifah menilai keterlibatan SKK Migas-Kangean Energy Indonesia (KEI), tentang penuruan stunting sangat berdampak.
Hal itu, kata dia, sejajar dengan data terbaru, tentang penurun stunting di Kabupaten Sumenep. “Untuk tahun 2022, sejumlah 21,6 persen, dan alhamdulillah, tahun 2023 berada diposisi 16,7,” kata Dewi Khalifah kepada mediapribumi.id, Minggu (12/10/2024).
Perihal kerja sama dengan ditandai penandatangan Memorandum of Understanding (MoU), antara KEI dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep, pada hari Jum’at 11 Oktober 2024, pihaknya mengaku adalah misi bersama, untuk penurunan prevalensi stunting.
“Karena ini juga menjadi komitmen kita bersama, bahwa angka stunting harus terus turun. Kita berharap dengan MoU ini, nanti akan lebih bisa ditekan lagi angka penurunan stunting,” tuturnya.
Disamping itu, kata Nyai Eva, program yang tertuang dalam MoU SKK Migas-KEI merupakan program yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat, khususnya diwilayah operasi.
Pihaknya menyampaikan, bahwa alasan memprioritaskan stunting diwilayah operasi, karena menyangkut masa depan generasi bangsa.
“Kenapa kita utamakan stunting, karena ini menyangkut masa depan generasi bangsa, kita juga menginginkan anak-anak kita cerdas dan terhindar dari stunting,” tandasnya.
Selanjutnya, Nyai Eva mengaku, bahwa tugas dalam menyelesaikan stunting ini, tidak cukup hanya Pemkab Sumenep, akan tetapi membutuhkan pihak lain.
“Tidak bisa, program stunting ini menjadi satu program dari pemerintah daerah, tetapi kebersamaan dari semua pihak, dan salah satunya, kebetulan SKK Migas-KEI mempunyai program stunting di daerah operasi, sehingga kami berharap kerja sama ini terus berlanjut,” tukasnya.