Mediapribumi.id, Sumenep — Kabupaten Sumenep menjadi daerah dengan potensi produksi rumput laut terbesar se Jawa Timur. Namun, belakangan produksi rumput laut mengalami penurunan yang cukup signifikan, salah satu penyebabnya adalah harga anjlok.
Kepala Bidang Budidaya, Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, Edie Ferydianto, menjelaskan, selain masalah harga, produksi rumput laut menurun karena faktor penurunan kualitas bibit.
“Saat ini, harganya berkisar dari Rp. 9.000 sampai 11.000. Faktor lain, karena masyarakat lebih tertarik bekerja disektor lain, seperti toko kelontong yang hasilnya lebih menjanjikan,” kata Edie. Kamis (12/12/2024).
Ia mengaku, untuk menanggulangi dan mengingat potensi rumput laut yang sangat besar di Kabupaten Sumenep, pihaknya telah membentuk Kampung Budidaya Rumput Laut di Desa Tanjung dan Pagar Batu, Kecamatan Saronggi, yang sudah ditetapkan oleh Kementerian.
Tidak hanya itu, Edie, mengatakan, beberapa daerah penghasil rumput laut yakni Gili Raja, Bluto, Sapeken dan Kangean sebagai daerah penghasil, juga mengalami penurunan.
“Masyarakat masih menunggu harga stabil, karena saat ini cenderung merugi.Kami tidak bisa intervensi harga, karena pemerintah hanya bisa intervensi untuk Sembilan Bahan Pokok (Sembako) yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat,” paparnya.
Edie menambahkan, pihaknya merencanakan untuk Kabupaten Sumenep ada olahan rumput laut, sehingga tidak terjual secara mentah, ia juga akan menggandeng investor, agar hasil produksi pembudidaya dapat terserap dan menyerap tenaga kerja lokal.
Selain itu, ia memaparkan, bahwa Dina Perikanan Sumenep mendapatkan bantuan dari Provinsi Jawa Timut, untuk 10 kelompok pembudidaya yang akan diberikan kepada 5 kelompok daratan dan 5 kelompok kepulauan.
“Pemkab Sumenep saat ini juga melakukan riset tentang rumput laut yang dalam waktu dekat akan dilakukan FGD,” tambahnya.
Edie menargetkan, “Untuk tahun 2025 Kabupaten Sumenep ditarget oleh Pemprov Jawa Timur untuk produksi 800 ribu ton rumput laut,” tukasnya.
Respon (1)