Mediapribumi.id, Sumenep — Aliansi Mahasiswa Sumenep (AMS), menyoroti dugaan upaya pencemaran terhadap gerakan mahasiswa, yang dilakukan oleh tangan kanan salah satu anggota DPRD Sumenep Dapil 8 Fraksi PKS melalui salah satu platform media sosial.
Hal itu bermula ketika pemilik akun @Abdurrahman Irham, yang merupakan tangan kangan (orang kepercayaan) salah satu anggota DPRD Sumenep Dapil 8 itu, menulis komentar terhadap postingan @danakan himpass terkait gerakan HIMPASS yang mendesak Polres Sumenep usut tuntas peredaran narkoba di Kepulauan Sapeken.
“Saran saja, berantas dulu pengguna narkoba dalam tubuh mahasiswa Sumenep, dalam tubuh Himpas siapa tau ada yang pakai atau menjadi bandar. Ingat siapa tahu. Percuma kita bermain dalam pola seperti ini sedangkan diri atau lingkungan kita menjadi pelaku utamanya. Ingat siapa tahu. Karena sebagian banyak mahasiswa yang mendapat lebel pemakai dan pengedar itu bersumber dari Sapeken yang ada di sumenep. Ingat siapa tahu,” tulisnya.
Koordinator Umum (Koordum) Aksi AMS, menilai, bahwa komentar yang disampaikan tersebut dinilai tidak mencerminkan moral sebagai bagian dari institusi legislatif.
“Komentar yang disampaikan oleh orang kepercayaan wakil rakyat tersebut tidak mencerminkan moralitas. Ini telah menggembosi gerakan mahasiswa, khususnya mahasiswa kepulauan Sapeken,” ujarnya.
Karim, yang merupakan mahasiswa asal Sapeken itu, menuntut Ketua DPRD Sumenep agar segera memanggil anggota dewan yang bersangkutan untuk meminta klarifikasi. Mereka juga mendesak adanya permintaan maaf kepada publik.
“Jika terbukti bukan T.A anggota DPRD, kami meminta adanya klarifikasi dalam bentuk video untuk menjaga integritas lembaga DPRD,” tambah perwakilan mahasiswa.
Syamsul Bahri, saat dipaksa AMS keluar dari kantor DPRD Sumenep, menyatakan, bahwa orang yang mencoba merusak gerakan Mahasiswa Sumenep, tidak tercatat sebagai Tenaga Ahli (TA).
“Hanya saja saya kenal, karena sama-sama warga Pagerungan Kecil. Atas komentar melalui facebook, itu murni urusan personal Abdurrahman, tidak ada kaitannya dengan saya,” kata Syamsul Bahri, dihadapan mahasiswa.
Saat didesak untuk klarifikasi, mencatut nama DPRD, Syamsul Bahri, kemudian meminta maaf, atas ulah Abdurrahman Irham.
“Saya menyampaikan pula, permohonan maaf kepada kawan-kawan semua, yang telah merasa tergangu saat memperjuangkan kebenaran. Di depan kantor DPRD ini, saya menyampaikan permohonan maaf kepada kawan-kawan semua,” tukasnya.
Respon (1)