Mediapribumi.id, Sumenep — Setelah sukses tahun lalu, Diaspora Muda Sumenep kembali mengadakan peringatan Hari Jadi ke-755 Kabupaten Sumenep, dengan kegiatan Nobar Film Dokumenter dan Diskusi Publik tentang “Dampak Fenomena Warung Madura Terhadap Perkembangan Ekonomi Kab. Sumenep”. Kegiatan ini berlangsung di Coffeewar, Kemang, Jakarta Selatan. Minggu (27/10/2024).
Acara ini dipandu oleh Anggota Diaspora Muda Sumenep, Ruli Aprilia, dan menghadirkan beberapa tokoh yang memiliki darah Madura seperti Eric Hermawan, Anggota DPR RI Dapil Madura. Ashiva Misbah, Akademisi UPN Veteran Jakarta. Badrus Zeman, Seniman Madura dan Moh. Musleh, Pemilik Warung Madura. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh Ketua IKAMA (Ikatan Keluarga Madura), Haji Rawi.
Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana, Slamet Raharjo mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk memperingati Hari Jadi ke-755 Sumenep.
Menurutnya, film dokumenter tersebut mengangkat kisah para Pengusaha Warung Madura yang berada di Jabodetabek, dampak ekonominya terhadap Kabupaten Sumenep hingga kebijakan yang telah dilakukan oleh Pemkab Sumenep.
“Kami juga menekankan agar produk UMKM di Sumenep dapat disalurkan ke ibu kota melalui jejaring warung madura,” tuturnya.
Setelah nobar film dokumenter, dalam sesi diskusi, Eric Hermawan menjelaskan bahwa digitalisasi warung madura bisa dilakukan untuk mempermudah para pelaku warung Madura.
“Kita akan lebih baik jika warung madura diautomasi dengan menggunakan sistem digitalisasi,” terangnya.
Anggota DPR RI ini juga meminta para anak muda khususnya anggota Diaspora Muda Sumenep terus memperbanyak ide untuk mengembangkan Madura.
Sementara, Ashivah Misbah. mengapresiasi film dokumenter yang dibuat oleh Diaspora Muda Sumenep tersebut.
Ia juga menyoroti terkait jaminan kesehatan para pelaku warung madura dan pendidikan yang ditinggalkan seperti yang ada di film dokumenter.
“Pernyataan salah satu pelaku warung madura dalam film yang menyebut tidak ingin kuliah lagi karena tujuan berkuliah adalah untuk mencari kerja, harus menjadi perhatian,” tuturnya.
Selanjutnya, Pelaku Warung Madura, Moh Musleh menceritakan prosesnya dalam membangun usaha hingga ia bisa meningkatkan taraf ekonomi keluarganya menjadi sejahtera melalui warung madura.
“Akhirnya saya bisa mengirim uang yang saya hasilkan ke keluarga yang ada di Madura,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ketua IKAMA, Haji Rawi menekankan pentingnya kesejahteraan dan persatuan antar orang madura tanpa membedakan asal kotanya, entah mereka dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan ataupun Sumenep.
“Saya siap menjadi tumbal untuk orang Madura tanpa melihat asal kota mereka dan asalkan Madura bisa sejahtera,” tegasnya.
Ia juga menekankan jika IKAMA terbuka untuk seluruh orang madura dimanapun berada.