Mediapribumi.id, Sumenep — Dalam momentum evaluasi Perselisihan Hasil Pemilihan (PHP), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumenep menggelar deklarasi Pusaka Demokrasi, sebagai simbol penguatan komitmen dalam mengawal demokrasi di Indonesia.
Komisioner Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Sumenep, Moh. Rusydi Zain ZA, menyebutkan, bahwa kegiatan ini diikuti oleh seluruh Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) se-Kabupaten Sumenep.
Tujuannya, kata Rusydi, adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan pemilu dan pilkada, terutama dalam penyusunan keterangan di Mahkamah Konstitusi (MK).
“Data menjadi sorotan penting saat menghadapi perselisihan hasil maupun tahapan pilkada,” kata Rusydi, Minggu (23/02/2025).
Menariknya, dalam kegiatan ini, setiap Panwascam diminta membawa pusaka, sebagai bentuk dukungan moral atas penobatan Sumenep sebagai Kota Keris, karena dinilai, kehadiran Tugu Keris di Sumenep sejalan dengan semangat pelestarian budaya lokal.
“Bawaslu adalah tombak demokrasi. Dalam pesta demokrasi, kehadiran kami penting untuk mengawasi setiap tahapan penyelenggaraan,” tegas Rusydi.
Selain sebagai ajang evaluasi, kegiatan ini juga menjadi wadah diskusi demokrasi, guna menggali pengalaman serta merumuskan langkah-langkah perbaikan ke depan. Rusydi menekankan, bahwa catatan penting dari pemilu dan pilkada harus menjadi bahan pembelajaran bersama.
Menurutnya, melestarikan keris bukan hanya soal mempertahankan identitas budaya, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap warisan nenek moyang. “Dengan mengaitkan budaya lokal dan demokrasi, Bawaslu Sumenep berharap dapat semakin memperkuat pengawasan serta integritas pemilu di masa mendatang,” tukasnya.
