Mediapribumi.id, Sumenep — Dalam rangka meningkatkan hasil pertanian di Kabupaten Sumenep, Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) lakukan riset dan kajian strategi pengembangan pemasaran pertanian.
Berdasarkan data tahun 2023, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumenep sebesar 38,23% dan pertumbuhan produksinya sebesar 2,87%. Kondisi tersebut menyimpan tanda tanya. Pertumbuhan produksi tidak seimbang dengan kenaikan pendapatan petani.
Riset itu dilakukan berkerjasama dengan Universitas Wiraraja (UNIJA) Madura pada tahun 2024 untuk menguraikan masalah tersebut serta menemukan solusi untuk menyelesaikannya.
“Setelah dilakukan kajian, ditemukan bahwa masalah dasarnya adalah pola pemasaran pertanian harus diperbaiki,” terang Kepala BRIDA Sumenep, Benny Irawan, Senin (28/04/2025).
Dari riset ini, peneliti memberikan bebera rekomendasi, diantaranya:
1. Aspek Teknologi Digital dan E-Commerce, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep harus membuat marketplace berbasis digital,
2. Infrastruktur dan Pascapanen, Pemkab perlu membangun fasilitas cold storage dan pengolahan pertanian,
3. Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan memberikan pelatihan berbasis teknologi digital kepada petani dan kelompok tani,
4. Kelembagaan Kemitraan, perlu adanya kerjasama struktural antara Pemkab, Perguruan Tinggi dan Swasta dengan skema Kemitraan Strategis,
5. Kebijakan, Pemkab Sumenep perlu merumuskan regulasi yang komprehensif bagi pelaku agribisnis.
“Rekomendasi-rekomendasi tersebut kami distribusikan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait,” tambahnya.
Hal itu, menurut Beny saling keterkaitan, pemasaran kurang maksimal karena SDM nya belum mumpuni. Sehingga, dengan peningkatan SDM dan fasilitasi Pemkab Sumenep akan semakin maksimal.
Selain itu, sistem pemasaran harus dirumuskan dengan sistem modern salah satunya yang berbasis digital dengan membangun kemitraan strategis.
Salah satu hasil dari rekomendasi itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep membuat aplikasi Silangtani Sumenep.
“Saat ini, produksi hasil pertanian belum bisa mengakses langsung kepada konsumen. Aplikasi ini diharapkan mampu langsung memberikan akses cepat dari produsen ke konsumen,” paparnya.
Riset itu dilaksanakan untuk meningkatkan inovasi daerah dengan rumusan kebijakan yang berbasis pada bukti secara ilmiah. Hasilnya wajib ditindak lanjuti oleh OPD teknis terkait.
“Kami akan terus mengawal dan memonitoring hasil rekomendasi ini untuk meningkatkan hasil pertanian, sehingga petani semakin sejahtera,” tutupnya.