Mediapribumi.id, Sumenep — Dosen Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep dan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berhasil mengubah limbah serabut kelapa dan siwalan menjadi Cocofiber dan Cocopeat yang memiliki nilai jual ekonomis.
Hal itu dilaksanakan dalam program Kosabangsa, yang dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) dengan nomor kontrak 008/SP2H/Kosabangsa/LL7/2024.
Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Romben Barat, Kecamatan Dungkek, Sumenep yang mencakup pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan cocopeat dan cocofiber dari limbah serabut kelapa dan siwalan.
Kosabangsa ini berfokus membantu masyarakat dalam meningkatkan ekonomi melalui pemanfaatan limbah serabut kelapa dan siwalan. Tim Pelaksana Kegiatan Program Kosabangsa ini terdiri dari STKIP PGRI Sumenep dan Tim Pendamping Kegiatan Program Kosabangsa dari UTM.
Cocopeat dan cocofiber adalah hasil olahan serabut kelapa yang menawarkan berbagai manfaat. Cocopeat yang terbentuk dari penyaringan serat cocofiber, berupa serbuk halus dengan tekstur mirip tanah dan berwarna coklat kehitaman. Produk ini memiliki daya serap air yang tinggi, sehingga sering dimanfaatkan sebagai media tanam yang efektif dan bahan dekoratif untuk pot bunga.
“Kami melihat banyak serabut kelapa yang hanya terbuang dan tidak dimanfaatkan,” terang Jamilah, Ketua Pelaksana Program Kosabangsa, kepada mediapribumi.id. Selasa (22/10/2024).
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memanfaatkan potensi lokal dengan mengolah limbah tersebut menjadi berbagai produk bernilai ekonomis, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Sementara, Kepala Desa Romben Barat, Riskiyani memberikan apresiasi dan dukungan terhadap inovasi yang dilahirkan oleh tim Kosabangsa.
“Kami, menyampaikan terima kasih dan memberikan dukungan melalui Kelompok Tani dan Ibu PKK. Kami berkomitmen menjadikan cocopeat dan cocofiber ini sebagai salah satu ikon khas di Desa Romben Barat,” katanya saat serah terima alat pengolahan cocopeat dan cocofiber.
Selanjutnya, Ketua Pendamping Program Kosabangsa, Sabaruddin Ahmad berharap hasil yang telah dicapai bersama Tim Kosabangsa bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dalam memanfaatkan limbah kelapa menjadi produk bernilai ekonomis.
“Harapannya, ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat, khususnya kelompok tani dan Ibu-Ibu PKK, untuk lebih memaksimalkan potensi sumber daya alam yang ada demi meningkatkan perekonomian mereka,” tutupnya.