Ternyata PDI Perjuangan Sumenep tidak percaya diri untuk berkompetisi. Di Pilbup November nanti, mereka ngotot sekali untuk “menguasai” seluruh partai dengan dalih koalisi. Cara ini nampaknya akan berhasil. Terbukti, hingga kini tidak ada calon lain yang tampil.
Padahal, di Legislatif, partai besutan Megawati ini sudah menang untuk pertama kalinya. Dan di Eksekutif, mereka memiliki calon bupati patahana. Namun kecemasan yang mereka hadapi seakan lebih mengerikan dari Pilkada sebelumnya.
Berada di puncak kekuasaan, ternyata tidak menjamin PDI Perjuangan berani percaya diri. Semua langkah politik yang dilakukan, hanya untuk meredam musuh yang tidak lain adalah diri mereka sendiri. Di titik ini, PDI Perjuangan seakan gagap, sulit untuk berdiri tegap.
Bagi para politisi, koalisi adalah “jalan kebaikan”. Namun bagi rakyat, koalisi tetaplah persekongkolan yang sangat mengkhawatirkan. Kerja korekrif di dalam koalisi hanyalah untuk mencukupi kebutuhan administrasi. Ini sangat berbahaya sekali.
Di samping itu, koalisi yang dirancang oleh partai berlambang banteng ini, memberikan banyak kesan. Pertama, sebagai pemegang kekuasaan, mereka seakan tidak siap untuk menghadapi kritikan. Terbukti, di dalam Pilbup mendatang, mereka tidak ingin ada saingan. Semua harus dalam satu genggaman.
Seluruh partai dilobi, para kader terbaik partai lain dipaksa mati suri. Ternyata, skenario berkoalisi tidak hanya untuk menjadi “satu”. Akan tapi, lebih dari itu, untuk memberikan pesan bahwa kader partai lain tidak perlu.
Kedua, gaya politik PDI Perjuangan memberi kesan bahwa seluruh kadernya di Legislatif bukanlah petarung yang layak dibanggakan. Mereka hanya banyak secara jumlah. Namun ternyata peminder dan sangat takut kalah. Di Pilbup mendatang, mungkin mayoritas dari mereka belum bisa diandalkan. Maka harus ada “juru kunci” yang mampu menenangkan.
Pilbup Sumenep, dalam amatan seorang kawan, adalah miniatur Pilpres 2019 silam. Partai penguasa menggunakan segala cara agar seluruh partai menjadi satu suara. Dengan cara ini, kebijakan yang buruk akan disulap seperti sutra, tampak lembut dan tanpa cela.
Jika nanti patahana ada lawan, kesannya hanyalah calon polesan. Maka siapapun lawan yang akan dimunculkan, semua hanyalah gimmick agar Pilkada tetap layak dilaksanakan.
Terakhir, dari sekian kesan dan dugaan yang telah diutarakan, bisa menjadi bukti bahwa PDI Perjuangan di Sumenep bukanlah partai yang mapan. Jangankan memberi umpan pada lawan, berjalan saja mereka seperti ketakutan.
Maka, satu-satunya cara menyelamatkan perjalanan, adalah menghapus duri, batu dan badai yang mengancam. Semua dikoalisikan. Salam awam saja.
Ganding, 31 Juli 2024