Opini

Quarter-Life Crisis: Fenomena Psikologis Masa Peralihan Menuju Kedewasaan

Avatar
611
×

Quarter-Life Crisis: Fenomena Psikologis Masa Peralihan Menuju Kedewasaan

Sebarkan artikel ini
Quarter-Life Crisis: Fenomena Psikologis Masa Peralihan Menuju Kedewasaan
Sultan Bahairuddin, Mahasiswa Kepulauan Sapeken

Quarter-Life Crisis: Fenomena Psikologis Masa Peralihan Menuju Kedewasaan

Oleh: Sultan Bahairuddin (Anak rantau pulau saebus)

Ekspektasi tampaknya bukanlah hal yang dapat disepelekan, jika dignakan dengan baik maka akan dapat menjadi kekuatan, namun sebaliknya jika terdistorsi maka kita akan menjadi korban dadi ekspektasi yang kita buat sendiri. Tidak sedikit dari semua orang pernah merasa bimbang dan bingung dalam menghadapi kehidupan yang dijalani? Seakan-akan kita tidak tahu apa esensi kehidupan bagi diri kita sendiri, karena kita bingung kehidupan apa yang akan kita jalani kedepannya.

Hal tersebut semakin terasa berat ketika ditambah dengan banyaknya beban ekspetasi yang kita pikul dalam menjalani kehidupan. Masa-masa ini dikenal dengan quarter life crisis, atau krisis seperempat kehidupan.

Apa itu quarter life crisis?

Quarter life crisis merupakan fenomena psikologis yang sering dialami oleh individu di antara dewasa pada usia sekitar 18-30 tahun, dimana mereka merasa bingung, cemas dan tertekan mengenai arah hidup mereka. Hal tersebut mencakup permasalahan tentang karier, hubungan, pendidikan, gaya hidup, maupun identitas individu.

Dalam Islam, menghadapi quarter life crisis dapat dipandang sebagai ujian dan peluang untuk memperkuat iman serta menemukan tujuan hidup yang sejati dan lebih baik. Hidup adalah sebuah perjalanan yang senantiasa terus berkembang, dan setiap fase di dalamnya memerlukan refleksi dan perbaikan diri.

Saat individu masih mengemban pendidikan di bangku kuliah, terdapat kejelasan dan batasan-batasan mengenai apa saja yang harus dilakukan. Sementara setelah ia tamat tidak terdapat batasan-batasan yang menetapkan harus ke arah mana individu melanjutkan hidupnya, membuat individu merasakan banyaknya kemungkinan dan ketidakpastian dalam hidup yang dapat mengakibatkan quarter-life crisis (Robbins & Wilner, 2001).

Jeffrey Jensen Arnett memperkenalkan konsep Emerging Adulthood, yang mencakup usia 18 hingga 29 tahun. Menurut Arnett, fase ini adalah periode eksplorasi identitas dan kebebasan, penuh dengan kemungkinan tetapi juga ketidakpastian. Ia menekankan bahwa emerging adulthood adalah waktu kritis untuk pengambilan keputusan yang akan berdampak jangka panjang, sehingga kecemasan dan kebingungan adalah hal yang umum.

Arnett berpendapat bahwa masa ini adalah saat yang penting untuk membentuk identitas dan menemukan arah hidup yang sesuai dengan esensi yang ingin dicapai oleh suatu individu. Jika tidak ditanggulangi dengan baik, kondisi quarter life crisis akan berdampak pada kesehatan mental.

Tanda-tanda quarter life crisis dapat terlihat dari ketidakpastian dan kegelisahan yang mendalam yang muncul dalam benak seseorang mengenai masa depan dan tujuan hidup.

Quarter Life Crisis Menurut Pandangan Islam

Dalam Islam sendiri, permasalahan ini turut mendapat perhatian khusus. Hal ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an, salah satunya pada surah Az-Zumar Ayat 53, yang artinya:

Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah Anda berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Bahkan, hal ini didukung dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kekhawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.” (HR Bukhari Muslim)

Islam mengajarkan bahwa di balik setiap cobaan, terdapat hikmah yang tersirat, dan sesluit apapun masalah yang diberikan, akan ada jalan kemudahan untuk keluar dari permasalahan tersebut. Seperti yang tetuang dalam Al-Quran, “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah: 6). Oleh karena itu, tantangan dan kesulitan yang dialami, termasuk quarter life crisis, adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar untuk menguji dan memperbaiki hamba-Nya agar lebih baik. menemukan tujuan hidup yang bermakna dalam cahaya petunjuk Islam.

Cara mengatasi quarter life crisis

quarter life crisis sebaiknya jangan lagi lagi dikaitkan dengan hal-hal negatif, melainkan dapat dianggap sebagai ruang bagi individu untuk dapat tumbuh dan berkembang. Dengan ini diharapkan dapat mengurangi akibat-akibat negatif potensial yang dapat terjadi jika periode tersebut sudah diekspektasikan secara negatif. quarter life crisis mungkin bagi sebagian orang merupakan masa-masa gelap, tetapi bagi mereka yang berusaha, bersangka baik, dan bertawakkal kepada Allah boleh jadi merupakan medianya untuk tumbuh secara personal dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Dikutip dari alodokter cara mengatasi Qartter life qrisis adalah,

1. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain
Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membuang-buang waktu dan membuat Anda semakin khawatir. Alih-alih memikirkan kehidupan orang lain, mulailah cari tahu apa yang sebenarnya Anda inginkan dalam hidup. Namun, tanamkan dalam pikiran Anda bahwa jawabannya mungkin tidak akan langsung ada. Fokus saja dengan bagaimana Anda bisa melewati satu hari dengan sebaik-baiknya. Yakinlah bahwa Anda perlahan-lahan akan mengetahui keinginan dan tujuan Anda, bahkan mungkin tanpa Anda sadari.

2. Ubah keraguan menjadi tindakan
Ketika Anda bingung akan suatu hal dalam hidup, jadikan itu kesempatan untuk menemukan tujuan baru. Isi hari-hari Anda dengan hal-hal positif untuk menemukan jawaban atas keraguan Anda, hingga akhirnya jawaban tersebut datang dengan sendirinya. Misalnya, Anda bingung karena merasa tidak cocok dengan pekerjaan. Di samping tetap menjalankan tanggung jawab Anda dalam bekerja, Anda bisa mulai mengisi waktu luang dengan relaksasi, menambah wawasan, mencari kelas online untuk menambah keterampilan, atau mengobrol dengan teman untuk mendapatkan solusi.

3. Temukan orang-orang yang bisa mendukung Anda Berada di sekeliling orang-orang yang bisa mendukung impian dan cita-cita Anda juga bisa menjadi cara untuk menghadapi quarter life crisis. Carilah orang-orang yang memiliki minat yang sama dengan Anda, atau orang-orang yang bisa menginspirasi dan membuat Anda menjadi orang yang lebih baik. Dengan begitu, Anda tidak akan merasa sendiri dalam menjalani hidup.

4. Belajar mencintai diri sendiri
Ketika sedang terjebak dalam quarter life crisis, Anda mungkin akan cenderung mengabaikan berbagai kenikmatan yang sebenarnya Anda miliki. Padahal, untuk mencapai tujuan dalam hidup, Anda perlu menghargai dan mencintai diri Anda terlebih dahulu. Jadi, mulailah perhatikan kebutuhan Anda, apa yang Anda suka, apa yang membuat Anda nyaman, dan apa yang ingin Anda coba lakukan. Kemudian, wujudkan mereka satu per satu passion Anda dimulai dari yang kecil terlebih dahulu. Tanpa Anda sadari, hal-hal kecil ini akan membuat hidup Anda lebih menyenangkan.

Jadi, Dalam menjalani kehidupan, kita tentunya akan selalu dihadapkan dengan segala permasalahan. Kerap kali masalah tersebut jutsru membuat kita menjadi overthingking dan cemas dalam kehidupan yang kita jalani. Hal tersebut terkadang membuat kita lalai akan siapa yang memiliki kita dan memberikan kita kehidupan sampai saat ini. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tentunya kita juga perlu mengevaluasi kehidupan yang telah kita jalani, karena sebaik-baik hubunganmu dengan Tuhanmu, adalah faktor terbesar dari kesuksesanmu.

Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari Santri