Mediapribumi.id, Sumenep – Kondisi panas di Kabupaten Sumenep selama sepekan terakhir mendapat perhatian serius dari Moh. Faiq, salah satu Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Timur.
Ia menilai, bahwa kinerja Polres Sumenep terkesan lamban dalam, menangani berbagai kasus kriminal memicu gelombang demonstrasi dari berbagai elemen masyarakat.
“Demonstrasi yang terus berulang menunjukkan, adanya persoalan serius dalam penegakan hukum di Sumenep. Polres seolah menunggu tekanan publik untuk bertindak,” ujar Faiq, Kamis (12/12/2024).
Faiq mengungkapkan, aksi pertama dilakukan oleh Gerakan Revolusioner Mahasiswa (GERMA), yang mengecam lambatnya Polres menangani kasus pengeroyokan.
“Setelah didemo, barulah Polres mengadakan konferensi pers terkait penangkapan pelaku. Ini menunjukkan lemahnya respons awal aparat,” ungkapnya.
Selanjutnya, Front Pejuang Keadilan (FPK) juga menggelar aksi di depan kantor Polres, mendesak pengusutan tuntas kasus peredaran narkoba yang diduga melibatkan anggota dewan.
“Kasus ini menjadi ujian besar bagi integritas Polres Sumenep dalam menegakkan hukum tanpa pandang bulu,” lanjutnya.
Gelombang protes terakhir datang dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumenep, yang membawa empat tuntutan: penghentian balap liar, penangkapan pelaku pengeroyokan, pengusutan kasus narkoba, dan penanganan kasus pembacokan terhadap perempuan.
“Tuntutan ini menunjukkan bahwa tingkat kriminalitas di Sumenep meningkat tajam,” imbuh Faiq.
Ia mengingatkan, bahwa jika Polres tidak segera memperbaiki kinerja, kepercayaan masyarakat akan terus menurun. “Polres harus lebih proaktif dan tidak menunggu kegaduhan untuk bertindak. Masyarakat menginginkan lingkungan yang aman dan tentram,” tegasnya.
Menurut Faiq, situasi ini seharusnya menjadi momentum bagi Polres, untuk memperbaiki diri dan memastikan bahwa, “Keamanan serta keadilan di Kabupaten Sumenep benar-benar terwujud,” tukasnya.
Respon (1)