Mendorong Kreativitas Mengatasi Problematika Lingkungan
Oleh: Dr. Nurwidodo, M.Kes.
(Praktisi Lingkungan, Dosen Pendidikan Biologi FKIP UMM)
Sepanjang zaman yang telah berlangsung dalam perkembangan IPTEK dan kehidupan, manusia pada galibnya membutuhkan kemampuan berpikir kreatif. Terlebih pada zaman yang sedang dan akan berlangsung, semakin diperlukan berpikir kreatif. Dalam banyak bidang, mulai industri, bisnis, administrasi publik, pendidikan, perkantoran, pekerjaan rumahan dan lain lainnya semuanya membutuhkan kreativitas.
Dalam konteks Revolusi Industri (RI) sedari RI 1.0, RI 2.0, RI 3.0 hingga RI 4.0 yang sangat memukau itu berlangsung dengan melibatkan kreativitas berpikir. Pun demikian halnya dengan solusi terhadap masalah lingkungan. Masalah lingkungan semakin kekinian semakin kompleks, sulit dan rumit. Penyelesaian masalah lingkungan ini membutuhkan kreativitas, kolaborasi dan komitmen yang tinggi.
Peran berpikir kreatif untuk menyelesaikan masalah lingkungan menjadi semakin urgen. Berpikir kreatif itu apa? Mengapa diperlukan? Bagaimana cara mengembangkannya? Ulasan berikut ini mencoba menjawab petanyaan tersebut, dimulai dari hakekat berpikir kreatif, manfaat berpikir kreatif, cara mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan model pembelajaran ilmu lingkungan yang menumbuhkan dan menguatkan kemampuan berpikir kreatif.
Maxwell (2004) menyatakan bahwa berpikir secara kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan ide baru yang memungkinkannya mencapai tujuan hidup. Proses berpikir secara kreatif terdiri dari berpikir kritis dan kreatif, merupakan bagian dari proses berpikir tingkat tinggi. Berpikir kreatif dapat terjadi ketika mental terorganisir dalam pemecahan masalah, pengambilan keputusan, menganalisis, dan penemuan dalam sains.
Menurut Johnson (2002) dan Krulik & Rudnick (1996), pikiran kreatif melibatkan proses menghasilkan ide orisinal terkait dengan pkitangan konsep. Berpikir kreatif menekankan pada aspek intuitif dan rasional dalam menggunakan informasi dan bahan untuk menghasilkan perspektif yang orisinal dari pemikir. Sementara itu Parkin (1995) menyatakan bahwa kreativitas adalah proses berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif dan orisinal.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa berpikir kreatif atau kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang baru dan berguna yang merupakan kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pentingnya Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif dijadikan sebagai cara yang harus dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan ide baru secara kreatif dan inovatif. Kreatif dijadikan sebagai penentu dalam keunggulan. Keunggulan seseorang dapat dilihat dari daya kompetitif seseorang yang ditentukan dengan kreativitas sumber daya manusia. Berpikir kreatif adalah kunci utama di balik setiap inovasi yang telah mengubah dunia.
Dalam dunia bisnis, perusahaan-perusahaan yang mengapresiasi dan mendorong kreativitas cenderung lebih inovatif. Mereka menciptakan produk dan layanan baru yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang lebih baik dan efisien. Berada di tengah-tengah masalah sering kali membutuhkan pemikiran yang kreatif untuk menemukan solusinya. Orang-orang yang berpikir kreatif dapat melihat sudut pandang yang berbeda dan menemukan solusi yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain.
Dalam dunia medis, ilmuwan kreatif menciptakan terapi dan obat-obatan revolusioner. Dalam dunia teknologi, programmer kreatif menciptakan aplikasi yang mempermudah kehidupan sehari-hari. Dalam era digital ini, perubahan teknologi dan dinamika pasar terjadi dengan cepat. Orang yang memiliki kemampuan berpikir kreatif lebih mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini. Mereka tidak hanya melihat perubahan sebagai ancaman, tetapi juga sebagai peluang untuk berkembang dan menghasilkan ide-ide baru. Mereka menghasilkan produk-produk unik dan menjadi pemimpin pasar global. Begitu juga dengan individu, orang yang memiliki keterampilan berpikir kreatif cenderung lebih dicari dalam pasar kerja.
Abad ke-21 adalah Abad Berpikir Kreatif
Abad ke-21 memiliki banyak perbedaan dengan abad ke-20 dalam berbagai hal, diantaranya dalam pekerjaan, hidup bermasyarakat dan aktualisasi diri. Abad ke-21 ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat serta perkembangan otomasi dimana banyak pekerjaan yang sifatnya pekerjaan rutin dan berulang-ulang mulai digantikan oleh mesin, baik mesin produksi maupun komputer.
Sebagaimana sudah diketahui dalam abad ke-21 ini sudah berubah total baik masyarakat maupun dunia pendidikannya. Sekolah yang dipahami sampai saat ini sudah terbentuk sejak abad ke-19 dalam rangka pengembangan pendidikan anak dan juga mendorong industrialisasi. Jadi, awalnya sekolah itu dibentuk untuk mendukung pembentuk masyarakat madani dan juga industrialisasi namun sejak tahun 1989 dimana sejak Jerman sudah bersatu tiba-tiba mulai era globalisasi sampai saat ini, seperti di Negara Amerika Utara, Eropa dan Amerika Timur sudah terjadi globalisasi lebih awal. Jadi negara/pasar akan menjadi satu dan mungkin mata uang akan menjadi satu. Jadi kalau zaman dulu pasar itu per negaranya tapi saat ini karena adanya globalisasi, suatu kesatuan komunikasi akan menjadi luas (JICA, 2016).
Abad ke-21 juga dikenal dengan masa pengetahuan (knowledge age), dalam era ini, semua alternatif upaya pemenuhan kebutuhan hidup dalam berbagai konteks lebih berbasis pengetahuan. Upaya pemenuhan kebutuhan bidang pendidikan berbasis pengetahuan (knowledge-based education), pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economic), pengembangan dan pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based social empowering), dan pengembangan dalam bidang industri pun berbasis pengetahuan (knowledge-based industry) (Mukhadis, 2013)
Berpikir Kreatif Harus Dilatihkan
Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan melalui pembelajaran. Implementasi keterampilan berpikir kritis dan kreatif dalam dunia pendidikan dapat dilakukan dengan mendorong siswa untuk saling berpartisipasi dalam proyek atau diskusi kelompok yang mana mereka dapat saling mempertanyakan ide mereka sendiri serta orang lain. Hal tersebut bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi mereka dan juga merangsang pemikiran mereka dalam menganalisis sebuah masalah dan juga bagaimana mereka diberikan kebebasan untuk bereksplorasi dalam mencoba dan membuat kesalahan sehingga kreativitas mereka dapat terus berkembang.
Menganalisis masalah, berupaya mencari solusi membutuhkan berpikir kreatif. Kunci untuk bisa menjalankan teknik berpikir kreatif dalam memecahkan masalah adalah adanya keinginan untuk bisa menerima serta mencari jalan keluar dari setiap tantangan yang ada. Mencoba melakukan eksplorasi terhadap berbagai kemungkinan yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut dapat diperoleh melalui latihan dan atau pembelajaran baik di dalam ataupun di luar kelas. Salah satu model pembelajaran yang menyuguhkan situasi bermasalah yang autentik dan bermakna di bidang lingkungan yaitu dengan model pembelajaran EMKONTAN.
Model pembelajaran EMKONTAN berfungsi sebagai batu loncatan untuk mencapai ekspansi melalui langkah observasi lingkungan, investigasi masalah, analisis penyebab masalah, merancang aksi penyelesaian masalah, melakukan aksi nyata penyelesaian masalah, montoring danevaluasi serta rencana tindak lanjut.
Melalui model pembelajaran EMKONTAN, siswa dapat melakukan kegiatan mengidentifikasi dan meneliti konsep dan prinsip yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Proses pembelajaran dalam pembelajaran EMKONTAN lebih menekankan pada masalah dan aktifitas siswa. Siswa dituntut untuk menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk menyelesaikan suatu masalah. Investigasi, analisis dan merancang aksi pada pembelajaran model EMKONTAN membutuhkan kemampuan berpikir kritis dan situasi open ended yang nantinya dapat memunculkan kemampuan berpikir kreatif. Melalui kemampuan berpikir kreatif, siswa dapat memiliki pemahaman atau ide untuk menemukan solusi baru dari suatu masalah. Dalam proses berpikir tersebut, siswa juga memiliki rasa ketertarikan untuk menyelesaikan masalah sehingga bisa menumbuhkan rasa ingin tahu.
Penyelesaian Masalah Lingkungan Melalui Model EMKONTAN
Langkah pertama dalam EMKONTAN adalah melakukan observassi terhadap masalah lingkungan. Hasil observasi diproses lebih lanjut kedalam langkah identifikasi atau investigasi penyebab munculnya masalah yang dilanjutkan dengan merencanakan solusi atau penyelesaian masalah. Prinsip penyelesaian masalah atau problem solving adalah sebagai berikut:
Proses dalam menyelesaikan masalah dimulai ketika kita mencari berbagai kemungkinan solusi yang bisa digunakan sampai akhirnya bisa menentukan jalan keluar paling solutif.
Menyerap informasi secara optimal dari masalah yang harus dihadapi sangat penting untuk bisa lebih mengenali kondisi permasalah untuk dihadapi. Sehingga nantinya solusi yang diambil akan lebih tepat untuk diaplikasikan sesuai dengan kondisi permasalahan yang harus dihadapi masing-masing.
Permasalahan harus diselesaikan dengan pemikiran yang matang sampai tuntas dan menemukan solusinya tanpa harus terikat dengan ide-ide atau inovasi yang lama.
Keberhasilan dalam menyelesaikan masalah yang kompleks akan lebih mudah dicapai ketika masalah tersebut dibagi ke dalam masalah tunggal. Sehingga masalah sulit yang kompleks perlu diurai terlebih dahulu dan diselesaikan satu persatu.
Proses dari analisa masalah, pertimbangan solusi yang tepat dan bagaimana mengaplikasikan solusi tersebut adalah hal yang harus dijalankan dengan baik. Belajar untuk berpikir kreatif dalam hal ini tentu sangatlah penting, namun yang perlu diperhatikan adalah tetap menjunjung tinggi aturan serta adab yang seharusnya dilakukan. Sehingga dalam penyelesaian masalah atau tantangan tidak sampai menyalahi aturan di lingkungan masyarakat.
Di dalam proses penyelesaian masalah ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu kepercayaan akan sikap yang salah, motivasi, emosi dan kebiasaan. Setiap hal tersebut memang berkaitan satu sama lain dan mempengaruhi bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dengan langkah yang tepat berdasarkan pertimbangan matang serta proses berpikir kreatif yang telah dilakukan setelah mengenali tantangan untuk dihadapi.
Kreativitas berpikir yang sudah terlatih melalui langkah EMKONTAN, akan mampu melahirkan solusi terhadap masalah lingkungan, sekalipun area permasalahannya beradaa di tingkat lokal seperti di lingkungan rumah tangga. Sampah domestik yang saat ini menjadi trending, bagi seorang yang kreatif dapat diubah menjadi berkah, seperti pupuk organic, benda benda artistic, atau digunakkan kembali (re-use) sehingga tidak memperberat beban lingkungan. Bagi orang kreatif, mudah baginya untuk membuat alternative atau solusi lain, misalnya saja dibuat bank sampah yang akan memberikan pendapatan bagi para pemulung ataupun masyarakat lainnya.
Sebagaimana disebut di depan, bahwa belajar menyelsaikan massalah lingkungan melalui model EMKONTAN mengandung batu loncatan (ekspansi) kemampuan belajar transformatif, yaitu renncana tindak lanjut yang relevan. Rencana tindak lanjut ini diarahkan untuk memafaatkan pengkajian masalah dan penemuan alternatif solusinya kedalam pogram kreativitas mahasiswa (PKM). Program ini memberikan kesempatan pada tumbuh dan berkembangnya kemampuan berpikir kreatif yang didukung pemerintah untuk mahasiswa. Pengalaman yang diperoleh dengan menekuni langkah EMKONTAN, sangat berharga dan bermakna untuk menumbuhkan kreativitas sehingga mampu menjawab tantangan baru dengan melibatkan diri dalam program kreatifitas mahasiswa. Inilah salah satu langkah ekspansi yang dapat diciptakan sebagai rangkaian dari implementasi pembelajaran model EMKONTAN untuk menguatkan kemampuan berpikir kreatif.