Mediapribumi.id, Malang — Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), melalui bidang V pembinaan AIK dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), mengukuhkan komitmen spiritualnya dengan meluncurkan sebuah inisiatif cinta Al-Qur’an.
Diketahui, bahwa program cinta Al-Qur’an ini tak hanya menyentuh hati, namun juga jiwa. Kampus Putih, julukan dari UMM itu, menjadi saksi dari sebuah program yang bertajuk Development of Quranic Literacy Program (DQLP), hal ini sebuah langkah monumental dalam memperdalam cinta dan pemahaman terhadap Al-Quran di kalangan akademisi.
Menurut Wakil Rektor V UMM, Prof. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si., meyakini bahwa DQLP adalah sebuah keharusan. “Al-Quran bukan hanya kitab yang dibaca, namun juga dipahami dan dihayati,” katanya. Sabtu (7/9/2024).
Wakil Rektor UMM yang membidangi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan serta SDM itu menjelaskan, DQLP dirancang sebagai sebuah oasis pengetahuan dengan lima pilar utama yang disebut 5T: tartil, tahsin, tafsir, tahfiz, dan tilawah.
Setiap pilar ini, menurut dia, akan dipandu oleh mentor yang tak hanya berpengalaman, namun juga memiliki dedikasi tinggi dalam mengajarkan keindahan Al-Quran.
“Program ini menyediakan ruang bagi setiap individu dengan tingkat pemahaman yang berbeda untuk tumbuh,” tuturnya.
Lebih lanjut, Tri menjelaskan, kelas DQLP akan dimulai pada 28 September 2024, hal ini bukan sekadar agenda akademik, namun penyeimbangan.
“Ini adalah tentang menyeimbangkan ilmu dunia dengan ilmu akhirat,” imbuh Tri.
Dirinya juga menekankan, bahwa program ini melampaui angka-angka dalam Key Performance Indicator (KPI), menuju ke kedalaman spiritual.
Saat acara berlangsung, Dr. M. Saad Ibrahim, MA dan Prof. Dr. Imam Suprayogo, selaku narasumber utama, memaparkan dimensi baru dalam peluncuran ini.
Termasuk berbagi cerita dan pengalaman, menggambarkan Al-Quran sebagai mercusuar dalam kehidupan sehari-hari.
“Setiap ayat adalah petunjuk, setiap bacaan adalah doa,” kata Saad Ibrahim saat mengugah peserta.
Sementara, Wakil Rektor II UMM, Dr. Ahmad Juanda, Ak., M.M., CA., menyoroti pentingnya DQLP dalam membentuk karakter akademisi yang lebih baik.
“Tantangan akan selalu ada, namun dengan ikhtiar dan kesabaran, kita akan melihat buah dari usaha ini,” tandasnya.
Dia menilai, DQLP bukan hanya sebuah program, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang diharapkan akan menjadi bagian integral dari identitas UMM, dan nilai-nilai keislaman yang menjadi landasan hidup.
“Di Kampus Putih ini, setiap huruf Al-Quran yang dipelajari, diharapkan menjadi cahaya yang menerangi jalan para akademisi, menuntun mereka dalam setiap langkah kehidupan,” tukasnya.