MALANG, Mediapribumi.id — Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ungkap Pengobatan Herbal yang ada di Madura.
Tumbuhan Kamandin Saebo tersebut
Ditemukan di daerah pegunungan atau perbukitan Desa Payudan Dundang, Kecamatan Guluk-Guluk.
Tumbahan tersebut termasuk tumbuhan asing dan sangat jarang terdengar nama Kamandin Saebo. Tumbuhan bernama latin itu Glossocardia leschenaultii (Cass.)
Seperti yang diungkapkan oleh Dr Elly Purwanti, salah satu Dosen UMM sekaligus promotor kamandin saebo, bahwa Veldkamp itu merupakan tumbuhan endemik Madura.
“Tumbuhan yang umumnya tumbuh subuh di daerah pegunungan atau perbukitan di Sumenep itu ternyata berpotensi sebagai kandidat obat immunomodulator.” katanya. Rabu (30/8/2023).
Seperti diketahui, immunomodulator adalah zat atau substansi yang dapat memodifikasi respons imun atau kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit.
“Immunomodulator bekerja dengan cara mengaktifkan mekanisme pertahanan alamiah maupun adaptif tubuh kita, seperti mengembalikan ketidak seimbangan sistem imun yang terganggu.” terangnya.
Temuan yang diungkap dan dipromosikan oleh Dr. Elly Purwanti, MP. Dosen di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang itu ingin memfokuskan risetnya pada tumbuhan Kamandin Saebo yang selama ini secara tradisional digunakan oleh masyarakat pedesaan di Sumenep.
“Alhamdulillah kami mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2023-2024. Tahun ini tidak banyak yang mendapatkan pendanaan. Mungkin, karena kami mengangkat tema potensi lokal dan kekayaan alam Indonesia makanya mendapatkan apresiasi. Kami menyisihkan para pengusul proposal lain dari berbagai PTN/PTS di Indonesia,” ungkapnya.
Selanjutnya, Dosen yang malang melintang dalam mengangkat potensi kekayaan Madura itu mengungkapkan, bahwa Kamandin seabo merupakan tanaman endemik yang selama ini dipercaya sebagai ramuan jamu yang digunakan secara turun temurun, tetapi bukti khasiatnya hanya berdasar bukti empirik.
Kendati demikian, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 003/Menkes/Per/I/2010, Tentang Saintifikasi Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan tanaman atau tumbuhan yang ada haruslah teruji secara ilmiah.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong Kamandin Saebo dalam perkembangan IPTEK di bidang industri jamu wajib dilakukan saintifikasi jamu berbasis penelitian pelayanan kesehatan oleh pemerintah, akademisi, dan industri.
Ia menilai, bahwa hal ini memperhatikan upaya mengantisipasi persaingan global jamu, maka perlu menyediakan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata, dan teruji secara ilmiah.
“Jamu yang aman nantinya dapat bermutu dan bermanfaat hasil saintifikasi dapat dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.” tuturnya.
Lebih jauh, ditinjau secara akademik, Kamandin saebo adalah tumbuhan pusaka pengobatan Madura yang hampir punah.
“Dengan demikian, kami berinisiatif dan terpanggil untuk mengangkat kekayaan alam tersebut. Oleh karena itu, sangat diperlukan penerapan formulasi atau konsep bioprospeksi dari Kamandin saebo sebagai tumbuhan endemik Madura, sehingga akan didapatkan data menyeluruh seperti data Etnobotani dan Etnomedisin, Kandungan senyawa bioaktif sebagai kandidat immunomodulor; potensi senyawa bioaktif sebagai Immunomodulator secara In-silico, dan Aktifitas senayawa bioaktif Kamandin saebo sebagai Immunomodulator secara In-vivo” kata Dr. Elly menjelaskan.