Example floating
Example floating
Pendidikan

Cegah Bullying di Sekolah, Disdik Sumenep Perkuat Manajemen Sekolah Ramah Anak

1297
×

Cegah Bullying di Sekolah, Disdik Sumenep Perkuat Manajemen Sekolah Ramah Anak

Sebarkan artikel ini
Cegah Bullying di Sekolah, Disdik Sumenep Perkuat Manajemen Sekolah Ramah Anak
Pembukaan Bimtek tenaga pendidikan tingkat TK, SD dan SMP

Mediapribumi.id, Sumenep — Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep,Jawa Timur, lakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada 142 Jajaran tenaga pendidik, dari tingkat TK, SD dan SMP.

Kegiatan ini berlangsung di salah satu Hotel, di Jalan Kapten Tesna, Kecamatan Kota Sumenep, Rabu (28/08/2024).

Bimtek tersebut dilakukan, sebagai bentuk komitmen Disdik Sumenep bagi keamanan, kenyamanan serta kesetaraan gender ditengah peserta didik, sehingga tidak ada kasus bullying sesama siswa satu dengan yang lainnya.

Menurut Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra, menjamin kemananan dan kenyamanan peserta didik di Sekolah sangat penting dilakukan untuk melahirkan satuan pendidikan berkulitas, adil dan profesional.

“Terkadang yang merasa paling kuat membuli yang lemah. Nah, dengan cara inilah diharapkan tak ada lagi kejadian itu. Semua sama berangkat dari bawah untuk cita-cita yang diinginkan,” kata Agus.

Pihaknya menjelaskan, Bimtek ini merupakan tindak lanjut dari program Sekolah Ramah Anak (SRA) di Kabupaten Sumenep.

“Hal itu terbukti, Sumenep mendapat penghargaan sebagai tokoh pelopor sekolah responsif kesetaraan gender,” tuturnya.

Kepala Bidang GTK Disdik Sumenep, Akhmad Fairusi menambahkan, bahwa Bimtek ini untuk menekan terjadinya kasus bullying di dunia pendidikan.

“Tenaga kependidikan di Sumenep wajib menjalankan program ini, sebagai langkah menghindari kekerasan seksual dan kasus-kasus lainnya yang berkaitan dengan siswa,” jelasnya.

Sementara Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo melalui Asisten 3 Setdakab Sumenep, Ferdiansyah Tetrajaya menyampaikan, sekolah responsif ini berasal dari Sumenep yang diangkat ke tingkat nasional.

Menurutnya, sekolah tidak cukup dimaknai sebagai tempat untuk menuntut ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menjadi ruang bagi peserta didik dalam mengaktualisasikan diri dan menumbuhkan karakter baik, serta sebagai sarana menumbuh kembangkan potensi sosial, emosional, intelektual, spiritual dan kecakapan hidup.

“Guru dan tenaga kependidikan harus memastikan terselenggaranya pendidikan secara inklusif, adil, dan mengakomodir kebutuhan peserta didik, serta tersedianya ruang eksplorasi,” tukasnya.

Hari Santri Google News
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *