Peristiwa

Warga Pagerungan Besar Mengeluh Kekurangan Pemadam Kebakaran Pasca Kebakaran Rumah

Avatar
949
×

Warga Pagerungan Besar Mengeluh Kekurangan Pemadam Kebakaran Pasca Kebakaran Rumah

Sebarkan artikel ini
Warga Pagerungan Besar Mengeluh Kekurangan Pemadam Kebakaran Pasca Kebakaran Rumah
Kondisi Rumah Nenek Aminah, Warga Pagerungan Besar, Sapeken.

Mediapribumi.id, Sumenep — Warga Pagerungan Besar, Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, mengungkapkan kekhawatiran dan keluhan mereka setelah sebuah rumah warga terbakar habis akibat disambar petir.

Kejadian tersebut terjadi pada Sabtu malam, 30 November 2024, sekira pukul 18.45 WIB, di mana api dengan cepat melalap rumah, milik Aminah (60 Tahun), seorang nenek di Dusun 3, Desa Pagerungan Besar.

Namun, meski kebakaran berlangsung cukup lama, warga dengan gotong royong berusaha memadamkan api, dengan alat seadanya, sebab di Kepulauan Sapeken, tidak ada petugas atau sarana khusus pemadam kebakaran.

Didit Jaswadi, selaku cucu korban, menjelaskan, untuk sementara dugaan kebakaran akibat antena penguat sinyal handphone yang disambar petir.

“Tidak ada korban jiwa. Untuk kerugian ditaksir kurang lebih Rp 40 juta, kebetulan ada barang kusen alumunium 13 Unit yang biasa diperjual belikan. Lemari 3 unit, kasur dan Springbed, tv lengkap beserta perangkatnya ludes tidak tersisa,” kata Didit. Minggu (1/12/2024).

Ia menggambarkan, peristiwa itu terjadi dengan cepat, “Kami sudah berusaha dengan alat seadanya, tapi api terlalu besar. Seharusnya ada petugas pemadam kebakaran di sini, terutama untuk daerah yang rentan bencana seperti Sapeken,” ujarnya.

Peristiwa tragis ini, semakin mempertegas kebutuhan mendesak akan fasilitas pemadam kebakaran di daerah tersebut, yang selama ini belum memiliki pos pemadam kebakaran resmi. Warga merasa sangat terancam dan khawatir jika kejadian serupa terulang lagi.

Menurut keterangan warga lainnya, kejadian serupa bukan pertama kali terjadi. Beberapa tahun lalu, juga terjadi kebakaran kecil yang sulit untuk dipadamkan, karena keterbatasan fasilitas dan tenaga pemadam kebakaran.

“Bayangkan saja, kebakaran terjadi di malam hari dan kami harus menunggu tim pemadam dari Sumenep. Kami hanya bisa menyaksikan api membakar rumah. Kami sangat membutuhkan keberadaan pos pemadam kebakaran di sini,” kata Maman, aalah seorang warga yang juga turut membantu memadamkan api meskipun hanya menggunakan ember dan alat seadanya.

Warga pun berharap, agar pemerintah daerah segera menanggapi kebutuhan tersebut. Selain untuk mengantisipasi kebakaran yang disebabkan oleh petir, seperti kejadian kali ini, juga untuk menjaga keselamatan dan mengurangi risiko kerugian akibat kebakaran yang semakin sering terjadi.

“Ini bukan hanya soal rumah saya, tapi juga keselamatan semua warga, jadi pemerintah segera mengambil langkah soal ini,” tukasnya.

Google News

Respon (3)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari Santri