Berita

Warga Desa Montorna Desak Pemerintah Ambil Sikap Konkret Menyikapi Wabah Penyakit Misterius Sapi

Avatar
1017
×

Warga Desa Montorna Desak Pemerintah Ambil Sikap Konkret Menyikapi Wabah Penyakit Misterius Sapi

Sebarkan artikel ini
Warga Desa Montorna Desak Pemerintah Ambil Sikap Konkret Menyikapi Wabah Penyakit Misterius Sapi
Salah satu ekor sapi, yang terpapar wabah misterius

Mediapribumi.id, Sumenep — Wabah penyakit yang menyebabkan kematian mendadak pada sapi melanda Kabupaten Sumenep, Madura. Hingga kini, puluhan sapi dilaporkan mati di berbagai dusun di Desa Montorna, Kecamatan Pasongsongan.

Seorang warga Dusun Tanggulun, Abdul Aziz, menyampaikan, bahwa wabah ini telah berlangsung selama lima hari di desanya. “Setiap hari, dua sampai tiga sapi mati mendadak. Totalnya sudah lebih dari 30 ekor sapi yang mati,” ungkap Aziz melalui saluran telepon, saat dikonfirmasi pada, Minggu (05/01/2025).

Menurutnya, gejala penyakit ini sulit terdeteksi. Kadang sapi sehat tiba-tiba roboh dan mati. Ada juga yang demam, namun tidak sampai semalam, besoknya langsung mati.

Aziz, mengaku khawatir dan menjual sapinya dengan harga jauh di bawah normal karena takut kehilangan ternak lebih banyak. “Anak sapi dan induknya saya jual hanya Rp8 juta. Padahal, biasanya anaknya saja seharga Rp8 juta,” tambahnya.

Wabah ini, telah menyebar luas ke dusun-dusun lain seperti Dusun Komis, Dusun Berkongan, dan Dusun Delima. Di Dusun Tanunggul sendiri, empat sapi telah mati dalam beberapa hari terakhir.

Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi wabah ini. “Kami berharap ada pengobatan, bukan sekadar pencegahan. Karena kalau hanya dicegah, sapi yang sakit tetap akan mati,” ujar Abdul Aziz.

Sekretaris Desa Montorna, Moh. Huri, membenarkan situasi ini. Ia menyatakan bahwa pemerintah desa sudah menawarkan vaksinasi dan mendatangkan dokter hewan.

“Namun banyak warga menolak vaksin karena menganggap ini sebagai musibah. Ada juga yang takut vaksin berbahaya,” kata Huri.

Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumenep, Chainur Rasyid, menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan observasi dan sosialisasi pencegahan.

“Kami sudah turun ke lokasi, memberikan arahan agar warga menggunakan bahan alami seperti kunyit untuk meningkatkan daya tahan sapi. Tapi vaksinasi tetap yang paling efektif,” ujar Chainur.

Ia menambahkan, fenomena ini sering terjadi di musim pancaroba. “Virus seperti BEF (Bovine Ephemeral Fever) atau demam tiga hari biasa menyerang sapi di musim ini. Kami sudah siaga dan menyediakan vaksin serta cairan disinfektan gratis di kantor DKPP,” imbuhnya.

Meskipun demikian, Chainur mengakui keterbatasan petugas di lapangan. “Kami hanya memiliki 26 petugas inseminator untuk seluruh kecamatan. Tapi kami tetap berupaya maksimal,” katanya.

Ia mengimbau masyarakat agar tidak panik dan menjual sapi dengan harga murah. “Segera laporkan jika ada gejala, kami siap membantu. Jangan terburu-buru menjual sapi. Kita bisa atasi ini bersama,” tutupnya.

Google News

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari Santri