Mediapribumi.id, Surabaya — Ratusan guru honorer atau Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dari Sumenep, termasuk dari daerah pelosok, berbondong-bondong menuju Surabaya, Jawa Timur, untuk mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang berlangsung sejak 13 hingga 14 Desember 2024.
Seleksi ini menjadi momen penting bagi mereka untuk mendapatkan status yang lebih pasti dalam karier mereka sebagai pendidik dan tenaga kependidikan.
Pelaksanaan tes dilakukan di Asrama Haji Sukolilo, Jl. Manyar Kertoadi No.1, RW.6, Klampis Ngasem, Kec. Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT).
Pantauan media ini, para peserta diwajibkan hadir sesuai jadwal yang telah ditentukan, dengan membawa kelengkapan administrasi, seperti kartu peserta dan identitas diri.
Salah satu peserta, Ryan (31 Tahun), seorang GTT di Kecamatan Sapeken, Sumenep, mengungkapkan kesannya saat mengikuti ujian ini.
“Rasanya campur aduk, ada gugup tapi juga penuh harapan. Tes ini cukup menantang, tapi saya bersyukur punya kesempatan untuk memperjuangkan masa depan yang lebih baik bagi keluarga dan murid-murid saya,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa perjuangan untuk mengikuti seleksi ini tidaklah mudah. “Kami harus menempuh perjalanan jauh dari Sumenep ke Surabaya. Tapi, ini semua demi cita-cita mendapatkan pengakuan yang layak sebagai guru profesional,” kata Ryan.
Selain itu, peserta lain, Sudahri (40), Pegawai Tidak Tetap (PTT) SMKN 1 Sumenep, berharap agar seluruh peserta yang memenuhi syarat bisa lolos seleksi.
“Kami semua punya harapan besar. Jika lolos, ini akan menjadi langkah besar untuk mengubah hidup kami. Kami berharap pemerintah benar-benar memperhatikan perjuangan GTT atau PTT di Sumenep,” ujarnya.
Seleksi PPPK ini diharapkan, menjadi jawaban atas keresahan para guru honorer dan tenaga kependidikan, yang selama bertahun-tahun mengabdi dengan penghasilan minim.
Sehingga, mereka berharap hasil ujian yang akan diumumkan dalam beberapa minggu ke depan memberikan kabar baik, yang dapat mengubah nasib m dan memperbaiki kualitas pendidikan di daerah.
“Dengan semangat tinggi, kami bersama para peserta lainnya, mengakhiri seleksi ini dengan doa dan harapan besar untuk menjadi bagian dari sistem pendidikan yang lebih profesional dan berkelanjutan,” tukasnya.
Respon (1)