Example floating
Example floating
Pendidikan

Silaturrahim Pendidikan DPKS Bahas 3 Dosa Besar dalam Pendidikan

1778
×

Silaturrahim Pendidikan DPKS Bahas 3 Dosa Besar dalam Pendidikan

Sebarkan artikel ini
Silaturrahim Pendidikan DPKS Bahas 3 Dosa Besar dalam Pendidikan
DPKS, Polres Sumenep, Dinsos P3A dan Disdik Bahas Lingkungan Sekolah
Example 468x60

Mediapribumi.id, Sumenep — Selain mengukuhkan Forum Komite Kecamatan, Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) juga melaksanakan Silaturrahim Pendidikan, membahas 3 dosa besar dalam pendidikan.

Kegiatan ini mengangkat tema “Penanggulangan Kekerasan di Lingkungan Sekolah”, dan bertempat di Aula K. Hajar Dewantara, Sumenep. Selasa (09/07/2024).

Turut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut diantaranya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputra, Kepala Dinsos P3A, Mustangin, dan Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sumenep, Nurmalita.

Ketua DPKS Sumenep, Mulyadi, menuturkan, Silaturrahim Pendidikan tersebut dalam rangka mitigasi 3 dosa besar dalam pendidikan, yakni, Bullying, Kekerasan Seksual dan Intoleransi.

Pihaknya juga meminta seluruh elemen untuk berpartisipasi dalam mengawasi proses penyelenggaraan pendidikan.

“Pendidikan tidak cukup hanya dipasrahkan kepada Disdik maupun Kemenang, tapi membutuhkan partisipasi seluruh pihak,” terangnya pada saat memberikan sambutan.

Forum tersebut diharapkan menjadi media untuk membangun kolaborasi guna menghasilkan pendidikan yang ramah anak.

“Sehingga dengan pendidikan yang baik, dapat melahirkan generasi emas menuju Indonesia Emas 2045,” tuturnya.

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, melalui Asisten Administrasi Umum Setdakab Sumenep, Ferdiansyah Tetrajaya, menyampaikan, komite sekolah yang beranggotakan orang tua, masyarakat dan tenaga kependidikan mempunyai peran penting dalam mengawasi proses penyelenggaraan pendidikan.

Selain itu, komite sekolah juga berperan penting dalam membangun pendidikan secara gotong royong.

Menurutnya, prinsip yang harus dipegang dalam penyelenggaraan pendidikan adalah non diskriminatif, keadilan, kesetaraan gender dan aksesibilitas terhadap penyandang disabilitas.

Bupati Fauzi juga berharap dapat tercipta sistem pendidikan di Sumenep yang berbasis kearifkan lokal.

“Saya juga mengharap masukan dan solusi atas masalah pendidikan yang terjadi di Kabupaten Sumenep,” tuturnya.

Example 300250 Google News
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *