Penulisan Feature dalam Jurnalis
Seringkali kita hanya paham dengan berita-berita dengan penulisan hard news, maupun soft dibandingkan dengan penulisan feature. Pada dasarnya ketiga bentuk penulisan tersebut dapat dengan mudah kita pahami dan terapkan saat akan membuat suatu berita. Namun, seringkali kita masih belum peka dan paham akan perbedaan dari ketiga teknik penulisan itu terutama pada penulisan feature. Bentuk tulisan memuat perpaduan antara berita dan opini serta didalamnya terdapat unsur fakta dan storytelling.
Dengan penulisan feature yang storytelling ini seringkali hasil beritanya dianggap kurang relevan, tetapi sebenarnya teknik penulisan feature tetap mengutamakan fakta dan keakuratan dalam isi berita. Walaupun memang dari segi penulisannya berbeda dengan penulisan hard news maupun soft news.
Hal tersebut tentu tidak lain karena ada prinsip-prinsip yang dipegang erat dalam penulisan feature, yakni seperti :
• Faktual, yaitu berita harus sesuai fakta yang tentu saja cerita fiksi a tidak boleh ada dalam penulisan feature.
• Keterlibatan Emosional, yaitu cara bagaimana wartawan memberikan aspek-aspek menyentuh bagi pembaca (human interest) yang tentu saja sangat jarang dilakukan oleh tulisan berita pada umumnya.
• Berkisah (storytelling) pada hakikatnya adalah hal mendasar dari teknik penulisan feature karena penulisan ini sering disebut dengan jurnalisme bertutur dan jurnalisme naratif sehingga tidak heran jika dalam penulisannya feature memakai teknik seperti bercerita. Bahkan struktur piramida terbalik bisa tidak ditaati ketika wartawan menulis feature karena sifatnya yang bebas itu.
• Akurat, dalam penulisan feature keakuratan menjadi perhatian khusus. Lantaran jika adanya Kesalahan dalam akurasi maka akan menyesatkan orang yang menjadikan tulisan anda sebagai rujukan.
Bagian terpenting yang tidak bisa dilewatkan adalah struktur penulisan dari feature itu sendiri. Berdasarkan buku Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online (2020) oleh Asep Syamsul M. Romli struktur penulisan feature ada lima yaitu head (judul), lead (teras, intro, atau kalimat pembuka), body (isi tulisan), bridge (penghubung antara lead serta body) dan Ending (Penutup tulisan).
Bentuk penulisan ini sangat cocok untuk kalian yang memang memiliki kemampuan dalam membuat tulisan bebas, tetapi perlu diperhatikan lagi jika dalam penulisan feature fakta adalah hal yang penting dan tidak boleh dilewatkan karena penulisan itu juga termasuk dalam bentuk berita yang tentu saja akan dibaca oleh masyarakat luas. Jika pemahaman kita tidak luas mengenai penulisan feature maka kita juga bisa menjadi bagian dari penyebaran hoax.
Bagi mahasiswa tentu saja penulisan feature ini bisa sangat berguna apalagi jika bekerja di media yang fokus penulisannya menggunakan feature karena selain mengasah kemampuan menulis tentu saja dapat melatih kita dalam menciptakan suasana dalam penulisan berita yang telah dibuat. (Putri Oktavianus Loeran)
Sumber : https://www.kompas.com/skola/read/2022/02/21/120000569/bagaimana-cara-menulis-feature-?page=all