BeritaPendidikan

Mahasiswa STKIP PGRI Sumenep Tuntut Dosen Terduga Asusila Dipecat

Avatar
816
×

Mahasiswa STKIP PGRI Sumenep Tuntut Dosen Terduga Asusila Dipecat

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa STKIP PGRI Sumenep Tuntut Dosen Terduga Asusila Dipecat
Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Sumenep menggelar aksi

Mediapribumi.id, Sumenep — Puluhan mahasiswa STKIP PGRI Sumenep menggelar aksi demonstrasi di depan kampus setempat pada Selasa (25/03/2024) sore.

Mereka menuntut agar seorang dosen bergelar doktor, berinisial MKH, segera diberhentikan karena diduga terlibat dalam kasus asusila.

Aksi ini dipicu oleh berbagai laporan yang mencuat, termasuk pengakuan dari istri seorang dosen, berinisial D, yang menyebut bahwa suaminya telah berselingkuh berulang kali selama empat tahun pernikahan mereka.

“Saat anak kami baru berusia satu tahun, dia sudah berselingkuh. Ketika anak kami menginjak usia dua tahun, selingkuhannya bahkan melahirkan. Lalu ketika anak kami berumur tiga tahun, dia kembali berselingkuh dengan orang lain,” ungkap D kepada wartawan.

D juga menambahkan, bahwa MKH sebelumnya telah dinonaktifkan oleh kampus lain tempatnya mengajar. Namun, hingga kini, STKIP PGRI Sumenep belum mengambil langkah tegas.

“Saya tidak ingin kampus ini terus membiarkan predator seksual tetap berada di lingkungan akademik. Saya berharap dia segera diberhentikan,” tegasnya.

Aksi yang berlangsung sejak pukul 15.00 WIB ini, dipimpin langsung oleh Ketua BEM STKIP PGRI Sumenep, Moh. Nurul Hidayatullah.

Dalam orasinya, ia menegaskan bahwa mahasiswa tidak akan berhenti menuntut, hingga kampus mengambil keputusan yang jelas.

“Kami tidak hanya meminta klarifikasi, tapi juga tindakan nyata. Kampus ini harus tegas dengan mencopot dosen yang telah mencoreng reputasi institusi!” serunya lantang.

Ia juga mengancam bahwa jika tuntutan mahasiswa tidak dipenuhi, mereka siap untuk menggelar aksi lanjutan dengan skala yang lebih besar.

“Kami tidak akan tinggal diam. Kami ingin kampus ini terbebas dari dosen yang tidak bermoral. Jika pimpinan kampus tetap bungkam, kami akan turun ke jalan dengan jumlah yang lebih besar,” ujarnya.

Tidak lama setelah aksi berlangsung, para mahasiswa akhirnya ditemui oleh Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumenep, M. Fauzi.

Dalam pernyataannya, ia menyampaikan bahwa keputusan terkait tuntutan mahasiswa akan diumumkan paling lambat pada Jumat, 28 Maret 2025.

“Jika hingga tenggat waktu tersebut belum ada keputusan, saya sendiri yang akan mengundurkan diri dari jabatan saya,” tegasnya.

Demonstrasi ini semakin menekan pihak STKIP PGRI Sumenep untuk segera mengambil tindakan tegas terkait dugaan kasus asusila yang menyeret salah satu tenaga pengajarnya.

Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari Santri