Mediapribumi.id, Sumenep — Keberadaan mobil tangki air bersih yang ada di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Sumenep melahirkan sudut pandang hitam dan putih.
Diketahui, bahwa mobil tangki air tersebut diperolah dari program pemberdayaan masyarakat (PPM) Kangean Energy Indonesia (KEI) Tahun 2021.
Sampai saat ini, mobil yang dulu bertuliskan PPM KEI tahun 2021, kini disulap menjadi mobil tangki air bersih 5000 Liter TAGANA, dan tetap menjadi sorotan oleh aktivis Himpunan Mahasiswa Sapeken Sumenep (HIMPASS).
Termasuk, hal tersebut muncul ketika Organisasi Mahasiswa Himpass menggelar aksi ke Dinsos P3A Sumenep. Selasa (31/10/2023).
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya. Menurut Kadinsos P3A Sumenep, Achmad Dzulkarnain, pada Selasa 31 Oktober 2023, bahwa mobil tersebut diberikan oleh KEI sebelum dirinya menjabat sebagai Kepala Dinas (Kadis) dan mobil tersebut identitasnya atas nama Dinas Sosial P3A Kabupaten Sumenep.
Dzulkarnain menerangkan, bahwa mobil tersebut saat ini dioperasikan oleh Dinsos P3A untuk bantuan air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan akibat kemarau panjang di Kabupaten Sumenep.
“Seperti beberapa waktu lalu, dipakai untuk bantuan air ke Desa Montorna, Kecamatan Pasongsongan, oleh IKA PMII Sumenep,” katanya.
Menanggapi hal demikian, Ketua HIMPASS, Andi Papa B mengkritik Kadinsos P3A Kabupaten Sumenep, karena dinilai tidak paham pemerintahan.
“Tanggung jawab dan kewenangan itu tidak melekat pada individu akan tetapi melekat pada jabatan. Jadi tidak ada alasanĀ “Sebelum Menjabat”. Bedakan mana urusan privat sebagai diri Kepala Dinas dan mana urusan publik yang memang menjadi tanggung jawab Kepala Dinas sebagai pejabat publik,” katanya dengan keterangan tertulis. Senin, (06/11/2023).
Memang, mobil itu atas usulan Pemkab Sumenep dalam hal ini Dinas Sosial P3A, tetapi usulan ini lahir dari masalah yang terjadi pada tahun 2021 yaitu kekeringan di kepulauan Kangean.
“Jelas dong, bahwa setiap usulan yang lahir berbasis kebutuhan baik itu bersumber dari inisiatif pemerintah atau lahir dari aspirasi publik (masyarakat), masa soal begini Kadinsos P3A tidak mengerti,” terang Andi dengan penuh tanya.
Mahasiswa yang akrab disapa Andik tersebut menambahkan, sesuai dengan pernyataan Kepala Daerah Kabupaten Sumenep yakni Achmad Fauzi Wongsojudo di beberapa media pada bulan September 2021, bahwa kehadiran mobil tangki dengan kapasitas 5000 Liter itu, memang diperuntukkan pada masyarakat Kepualauan, khususnya Kangean yang sedang mengalami kekeringan.
“Tolong jangan lempar tanggung jawab antara pernyataan Bupati dan Kadinsos P3A, atau jangan-jangan Kadinsos P3A sengaja mau mempermalukan Bupati dengan mengeluarkan argumen tandingan yang seakan menyudutkan Bupati,” ujarnya.
Lebih lanjut, dirinya meragukan kebermanfaatan mobil tangki itu bagi masyarakat Kepulauan, jika keberadaannya masih nangkring di halaman Dinsos P3A Kabupaten Sumenep.
Andik menilai, pernyataan Kadinsos tersebut hanya akal akalan karena tidak mampu menerjemahkan misi pelayanan yang secara subtantif tujuan dari “Bismillah Melayani”.
“Distribusikan mobil itu sesuai peruntukannya dan pihak KEI harus berani bersuara karena perusahaan migas ini bertengger di Kepulauan, jangan abai terhadap persoalan kepulauan dan pemenuhan hak-hak masyarakat kepulauan,” tegas Andik.
Dirinya berharap agar Bupati Sumenep segera evaluasi dan berhentikan kepala Dinsos P3A karena tidak mampu menerjemahkan harapan dan tujuan bupati.
“Kemudian APH (Aparat Penegak Hukum) harus melihat dengan mata lebar terhadap Dinsos P3A, jangan-jangan disana banyak masalah yang belum terungkap,” pungkasnya.
Media ini sudah berusaha menguhubungi melalu telepon dan chat whatsApp kepada pimpinan KEI, namun sampai berita ini diterbitkan, belum ada respon.
Respon (1)