Di bawah teriknya sinar matahari yang menyengat, tepatnya pada sore hari di Dusun Tunggara, Desa Sakala, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, komunitas Pecinta Pulau Sakala (Kompas) melakukan eksplorasi untuk melihat potensi wisata baru yang ada di kawasan pantai. Pantai yang indah ini berjarak sekitar 200 meter lebih dari mercusuar yang menjadi landmark di daerah tersebut. Kegiatan yang berlangsung pada 26 Maret 2025 ini bertujuan untuk menggali dan mengembangkan kawasan pantai yang memiliki keindahan alam luar biasa.
Selain melakukan observasi langsung terhadap kondisi pantai, para pemuda yang tergabung dalam komunitas ini juga melakukan aksi penghijauan dengan menanam 12 pohon cemara dan 5 bibit kelapa di sekitar kawasan pantai. Penanaman pohon tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menjaga kelestarian alam dan mencegah kerusakan lingkungan, terutama dari ancaman abrasi yang dapat merusak garis pantai.
Membangun Kesadaran Lingkungan
Ketua Komunitas Pecinta Pulau Sakala, Moh. Said, mengungkapkan bahwa penanaman pohon ini bukan hanya sebagai bentuk penghijauan, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. “Kami memulai dari nol. Ini adalah langkah kecil yang kami harap dapat memberikan dampak besar untuk masa depan Pulau Sakala,” ujar Moh. Said dengan penuh semangat.
Sementara itu, pembina komunitas, Bapak Matrasi, juga menyampaikan harapannya agar inisiatif ini dapat terus berkembang. “Harapannya adalah agar kegiatan ini dapat berlanjut dengan adanya dukungan dari pemerintah desa. Tanpa dukungan mereka, kami tidak bisa bergerak lebih jauh,” tambahnya. Ia juga berharap bahwa pengembangan potensi wisata di Pulau Sakala ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap Pendapatan Asli Desa (PAD).
Menghadapi Tantangan Abrasi dan Pembangunan Pariwisata
Meski dengan semangat yang tinggi, tantangan besar tetap menghantui komunitas ini. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah ancaman abrasi pantai, yang jika tidak segera ditangani, dapat merusak kawasan wisata dan pemukiman sekitar. “Tantangan terbesar kita adalah bagaimana mengatasi abrasi yang semakin mengkhawatirkan. Selain itu, kami berharap dapat mengembangkan potensi wisata di sini, bahkan bersaing dengan pantai-pantai terkenal lainnya, seperti Bali,” tambah Bapak Matrasi, yang disambut tawa riang dari rekan-rekannya. Sembari bercanda, ia menambahkan, “Bagaimana caranya kita mengalahkan Pantai Bali?” yang langsung membuat suasana semakin hangat.
Perjalanan menuju lokasi tersebut bukanlah hal yang mudah. Dari Kampung Baru, perjalanan melewati jalan berbatu dan penuh rumput ilalang memakan waktu yang cukup lama. Namun, bagi para pemuda ini, semua tantangan tersebut tidak berarti. Dengan semangat kolektif, mereka bertekad untuk membawa Pulau Sakala ke arah yang lebih baik. “Kami berharap, tidak hanya masyarakat Pulau Sakala, tetapi juga pihak luar akan melihat potensi besar yang ada di sini dan memberikan dukungan lebih lanjut,” kata salah satu anggota komunitas dengan optimis.
Dengan semangat yang tak kenal lelah dan kesadaran yang terus tumbuh, para pemuda Pulau Sakala ini berharap agar kegiatan mereka dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi masyarakat setempat tetapi juga bagi perkembangan sektor pariwisata di daerah tersebut.