Mediapribumi.id, Sumenep — Kepala Desa (Kades) Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Joni Junaidi, memilih merespons kabar dugaan penganiayaan terhadap salah seorang warganya dengan cara berbeda. Saat dikonfirmasi media, ia justru mengirimkan tausiyah tokoh agama di wilayahnya.
Joni mengirimkan rekaman ceramah salah satu tokoh agama Sapeken, yang disampaikan di Masjid Agung Persis Sapeken, usai salat Ashar, Rabu (13/8/2025).
Dalam tausiyah tersebut, menurut Joni, turut menyinggung kabar mengenai seorang perempuan yang disebut-sebut ditempeleng oleh Kades Sapeken.
“Ceramah KH. Ad-Dailamy Abu Hurairah tadi sore setelah salat Ashar di Masjid Agung Persis Sapeken, menceritakan tentang perempuan yang katanya ditempeleng Kepala Desa Sapeken,” kata Joni saat dikonfirmasi media ini, Minggu (17/8/2025).
Sementara beredar kabar bahwa, Nadia Fega (korban) mengaku mengalami luka di bagian wajah dan memilih menempuh jalur hukum. Ia menegaskan tidak memiliki masalah pribadi dengan Kades Sapeken, melainkan hanya mengenalnya sebatas warga desa.
“Mungkin bagi mereka saya dianggap merugikan karena sering tidak memakai jilbab. Padahal saya tidak pernah mengganggu kehidupan orang lain,” ujarnya.
Sebelumnya, Joni Junaidi dilaporkan ke polisi atas dugaan penganiayaan terhadap warganya bernama Nadia Fega. Peristiwa itu disebut terjadi di Dermaga Baru Pulau Sapeken pada Rabu sore sekitar pukul 16.58 WIB.
“Iya benar, waktu itu saya ke dermaga mau beli air minum, lalu dipanggil. Saat itu saya disuruh kembali ke Kangean. Ketika saya tanya alasannya, saya malah ditempeleng di pipi kanan dua kali,” ungkap Nadia Fega saat dikonfirmasi, Minggu (17/8/2025).
Kapolsek Sapeken, Iptu Taufik, membenarkan adanya laporan tersebut. Menurutnya, kasus dugaan penganiayaan itu kini sedang dalam tahap penyelidikan.
“Iya ada, sekarang masih dalam proses penyelidikan,” kata Iptu Taufik.
Laporan tersebut tertuang dalam surat nomor: LP/B/7/VIII/2025/SPKT/Polsek Sapeken/Polres Sumenep tertanggal 14 Agustus 2025.