BeritaEkonomi

Imbauan Pengusaha Tembakau Madura Tuai Respons Petani Muda Sumenep: Jangan Melemahkan Semangat Kami

Avatar
711
×

Imbauan Pengusaha Tembakau Madura Tuai Respons Petani Muda Sumenep: Jangan Melemahkan Semangat Kami

Sebarkan artikel ini
Imbauan Pengusaha Tembakau Madura Tuai Respons Petani Muda Sumenep: “Jangan Melemahkan Semangat Kami”
Potret petani Sumenep

Mediapribumi.id, Sumenep — Imbauan salah satu pengusaha tembakau asal Pamekasan, H. Khairul Umam atau yang dikenal dengan H. Her, agar para petani mengurangi jumlah penanaman tembakau pada musim tanam tahun ini, tengah menjadi sorotan dan viral di kalangan masyarakat Madura, khususnya para petani tembakau.

Pernyataan tersebut sontak menuai berbagai tanggapan, salah satunya datang dari petani muda asal Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Anshori. Ia menyayangkan jika imbauan tersebut diterima mentah-mentah oleh para petani, mengingat itu bukan merupakan kebijakan resmi dari pemerintah.

“Imbauan itu tidak semestinya langsung dipercaya apalagi dijadikan pedoman utama. Petani tetap punya semangat tinggi, bahkan banyak yang justru menambah jumlah tanam dibanding tahun lalu,” ujar Anshori, Jumat (11/4/2025).

Ia mencontohkan, beberapa petani di desanya menargetkan peningkatan jumlah batang yang ditanam, dari 6.000 batang tahun lalu menjadi 10.000 batang tahun ini. Hal itu, menurutnya, wajar karena peluang pasar tembakau saat ini cukup terbuka luas, tidak hanya bergantung pada gudang milik H. Her.

“Gudang pembeli sekarang banyak, bukan cuma dari Pamekasan, di Sumenep pun ada. Jadi kenapa harus dibatasi?” lanjutnya.

Anshori juga menyoroti pentingnya proses produksi tembakau yang panjang dan bertahap, sehingga tidak bisa serta-merta diasumsikan akan menumpuk di gudang.

Lebih jauh, ia menilai bahwa imbauan untuk tidak menanam secara berlebihan justru bisa meruntuhkan semangat petani yang telah bersiap menghadapi musim tanam.

“Ini bisa dianggap sebagai bentuk pelemahan semangat kami. Petani lagi semangat-semangatnya, kok malah diredam dengan imbauan seperti ini,” ujarnya.

Anshori pun mendorong pemerintah kabupaten Sumenep agar segera memberikan klarifikasi resmi atas imbauan yang disampaikan oleh H. Her, guna menghindari kepanikan dan disinformasi.

“Pemerintah harus turun tangan, jangan diam. Apakah ini bagian dari kebijakan bersama atau hanya opini pribadi? Petani butuh kepastian,” tegasnya.

Tak hanya itu, ia juga menyoroti soal kestabilan harga tembakau yang menurutnya masih cukup baik di kisaran Rp40.000 per kilogram. Ia berharap pemerintah juga berperan aktif menjaga harga agar tetap menguntungkan petani.

“Kalau bisa harga dijaga lewat regulasi atau intervensi pasar. Ini penting, karena tembakau jadi sumber utama penghasilan kami,” ujarnya.

Sebelumnya, H. Khairul Umam dalam keterangannya pada Kamis (9/4/2025), mengimbau agar petani di Madura, khususnya di Sumenep, tidak menanam tembakau dalam jumlah besar. Namun, Anshori menilai hal itu tidak relevan jika hanya didasarkan pada kapasitas satu gudang saja.

“Tidak mungkin satu gudang tanggung semua. Harus ada kerja sama dengan gudang lain. Jadi jangan ada pembatasan sepihak,” pungkasnya.

Ia berharap sinergi antara petani, pengusaha, dan pemerintah tetap terjaga, agar industri tembakau Madura tetap bergairah dan menguntungkan semua pihak.

Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari Santri