Example floating
Example floating
Peristiwa

Bayi Baru Lahir Meninggal, Pihak Keluarga Duga Petugas Puskesmas Lalai, Kepala Puskesmas Batang-Batang Beri Tanggapan

109
×

Bayi Baru Lahir Meninggal, Pihak Keluarga Duga Petugas Puskesmas Lalai, Kepala Puskesmas Batang-Batang Beri Tanggapan

Sebarkan artikel ini
Bayi Baru Lahir Meninggal, Pihak Keluarga Duga Petugas Puskesmas Lalai, Kepala Puskesmas Batang-Batang Beri Tanggapan
Ilustrasi bayi baru lahir (Pexels.com via Pixabay)

SUMENEP, mediapribumi.id – Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur dikeluhkan warga karena diduga lalai menangani bayi baru lahir hingga menyebabkan kematian. Selasa (21/11/2023.

Kronologinya menurut Ibu dari Bayi tersebut, Rumnaini, pada malam Rabu, 15/11/2023  dirinya melahirkan anak kedua di Puskesmas Batang-Batang dan pagi hari sekitar pukul 09.00 Pagi ibu dan bayi diperkenankan pulang karena tidak ada gejala apapun dan sehat serta disuruh kembali hari Sabtu guna dilakukan cek Laboratorium.

Hari Sabtu, 18/11/2023 dirinya dan bayinya kembali ke Puskesmas untuk dilakukan cek Laboratorium. Kemudian, pihak Puskesmas mengambil sample darah si bayi guna melakukan tes kestabilan tubuh pada bayi baru lahir tersebut.

Usai pengambilan darah tersebut, pihak Puskesmas memperbolehkan si Bayi pulang dengan orang tuanya karena tidak ada gejala apapun dan kondisinya masih sehat serta stabil.

“Setelah sampai dirumah, hari Sabtu malam Hingga Senin malam, tubuh anak saya mengalami drop hingga Demam sehingga saya membawa kembali ke Puskesmas Batang-batang. Namun, Puskesmas Batang-Batang menyampaikan ketidakmampuannya sehingga di rujuk ke Rumah Sakit Islam (RSI) Kalianget,” ucap Rumnaini, warga Desa Tamidung sekaligus Ibu dari bayi tersebut.

Namun, pihak RSI Kalianget juga menyampaikan ketidakmampuannya sehingga pihak keluarga berinisiatif membawanya ke salah satu Rumah Sakit di Kabupaten Sampang.

“Ditengah perjalanan, tepatnya di kabupaten Pamekasan, nyawa anak saya sudah tidak tertolong,” terangnya.

Pengambilan darah pada bayi di tumit (red. Bagian Kaki) dikenal dengan istilah heel prick test. Tes ini mendeteksi kondisi kesehatan serius, termasuk gangguan metabolisme dan hormon yang muncul saat lahir tetapi bisa berbahaya jika tidak diobati.

“Cara mengambil darah bayi melalui tumit sangat cepat dan aman. Prosedur ini dilakukan oleh dokter anak atau perawat yang telah terlatih dalam uji tusuk tumit,” imbuhnya.

Atas kejadian tersebut, pihak keluarga bayi menduga pihak puskesmas Batang-Batang melakukan kesalahan pada saat mengambil darah pada si bayi yang nyata-nyata sebelumnya tidak ada masalah apapun atau dalam kondisi Sehat.

Pengambilan darah tumit pada bayi harusnya tidak bisa dilakukan selain dokter khusus anak atau perawat. Tapi kenapa ini dengan berani mengambilnya tanpa konsultasi terlebih dahulu kepada dokter yang membidanginya.

“Hal tersebut sangat jelas saya duga ada pelanggaran kode etik dan hukum sesuai Pasal 62 ayat (1) UU Tenaga Kesehatan. Menurut penjelasan Pasal 62 ayat (1) huruf c UU Tenaga Kesehatan, yang dimaksud dengan “kewenangan berdasarkan kompetensi” adalah kewenangan untuk melakukan pelayanan kesehatan secara mandiri sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya,” tuturnya.

Sementara, Kepala Puskesmas Batang-Batang, dr. Fatimastus Insoniyah, menerangkan, pihaknya dalam pengambilan sampel Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.

“Pengambilan sampel SHK, kami sudah sesuai dengan SOP, petugas kesehatan yang melakukannya sudah punya SPM dan juga punya wawenang klinis,” terangnya melalui telpon pada, Selasa 21/11/2023.

Menurutnya, secara teknis pengambilan sampel SHK tersebut sesuai tahapan diantaranya menyuntik ditumit bayi, kemudian menggunakan alkohol dan ditutup sengan perban

“Kematian bayi tersebut bukan karena pengambilan sampel darah, melainkan karena penyakit lain, dan pengambilan sampel darah untuk SHK tidak ada efek sampingnya,” ucapnya.

Selanjutnya, Humas RSI Kalianget membenarkan bahwa bayi dari Rumnaini tersebut dirujuk ke RSI Kalianget.

Menurutnya prihal penyebab kematian bayi tersebut dirinya mengaku bakal menemui dokter yang menangani.

“Yang tahu itu, dokter yang merawat, kami belum ketemu dengan dokternya,” terangnya.

Pihaknya juga menjelaskan, berhubung keterbatasan alat untuk menangani bayi tersebut, sehingga pihak keluarga bayi berinisiatif untuk merujuk bayi tersebut kesalah satu Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Sampang.

“Karena kami tidak mempunyai alat untuk menanganinya, sehingga kami sarankan untuk dirujuk ke Sampang,”pungkasnya.

Hari Santri Google News
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *