Mediapribumi.id, Sumenep — Akibat harga anjlok, belakangan banyak pembudi daya rumput laut di Kabupaten Sumenep yang vakum. Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep dorong rumput laut dikelola secara industri, tidak dijual mentah.
Sebelumnya, Kepala Bidang Budidaya, Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, Edie Ferydianto, menjelaskan, selain masalah harga, produksi rumput laut menurun karena faktor penurunan kualitas bibit.
Menurutnya, beberapa daerah penghasil rumput laut yakni Gili Raja, Bluto, Sapeken dan Kangean sebagai daerah penghasil, juga mengalami penurunan.
“Masyarakat masih menunggu harga stabil, karena saat ini cenderung merugi. Kami tidak bisa intervensi harga, karena pemerintah hanya bisa intervensi untuk Sembilan Bahan Pokok (Sembako) yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat,” ujarnya. Kamis (12/12/2024).
Sementara, anggota Komisi II DPRD Sumenep, Juhari, mendorong agar rumput laut diolah menjadi produk. Menurutnya, fluktuasi harga memang tidak bisa diintervensi oleh Pemerintah.
“Sehingga pembudi daya harus konsisten, dan Dinas terkait juga harus serius pengelolaannya,” ujarnya. Jumat (20/12/2024).
Untuk mendorong peningkatan rumput laut di Kabupaten Sumenep, menurutnya memerlukan upaya untuk dikelola secara industri, baik kecil, menengah hingga besar.
“Jika dikelola menjadi industri, bahkan dapat diekspor, akan lebih menghasilkan secara ekonomi,” tambahnya.
Juhari juga menerangkan, untuk meningkatkan produksi rumput laut diperlukan penambahan anggaran. Pihaknya mengaku akan bangga dan setuju jika ada penambahan anggaran tahun depan.
“Jika Dinas terkait serius melakukan pengelolaan rumput laut dan mengajukan penambahan anggaran dengan target tertentu, kami akan sepakati,” tegasnya.
Ia berharap, Kabupaten Sumenep yang memiliki potensi rumput laut terbesar di Jawa Timur, “Dapat dibudidayakan secara konsisten dan berkelanjutan,” tukasnya.