Mediapribumi.id, Sumenep — Untuk kesekian kalinya, Majlis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Batu melakukan berbagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah yang menjadi binaannya.
Program ini terwujud atas dukungan dan kerjasama dengan Tim Penelitian dan Pengabdian FKIP UMM, yang diketuai oleh Dr. Iin Hindun, M.Kes.
Untuk kerjasama ini perhatian difokuskan terhadap implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) di tingkat sekolah. Oleh karenanya tema yang diambil adalah yang berhimpitan dengan persekolahan.
Secara riil, kegiatan ini dikaitkan dengan SDGs point 4 dan 13. SDG point 4 berkaitan dengan pendidikan berkualitas, sedangkan SDG point 13 berkaitan dengan perubahan iklim. Bentuk konkritnya adalah mewujudkan pembelajaran berkualitas untuk merespon perubahan iklim dan mencegah dampak yang ditimbulkannya. Integrasi keduanya menghasilkan model pembelajaran inovative yang diberi nama EMKONTAN, sebagai singkatan dari Ecomapping dan Konservasi Berkelanjutan.
Iin Hindun, ketua Tim Pengabdian FKIP UMM dalam paparannya ke media, Rabu 9 Oktober 2024 menyatakan bahwa pendampingan ini ingin menumbuhkan perilaku siswa yang berwawasan lingkungan, pada saat krisis lingkungan semakin mengkawatirkan.
“Berbagai problem kerusakan lingkungan mudah kita jumpai di sekitar kehidupan kita hingga wilayah berjangkauan nasional bahkan internasional. Masalah tersebut mulai dari sampah rumah tangga, polusi air, deforestrasi, polusi udara akibat masifnya kendaraan berbahan bakar minyak, hingga terbentuknya lubang ozon dan banyak kasus lainnya” terang dosen Pendidikan Biologi FKIP UMM itu.
Berbagai tanggapan positif dilontarkan atas ide tersebut. Hal ini dapat kita simak dari beberapa komentar peserta, Dimulai dari pembelajaran yang berkualitas di Sekolah. Wakil Ketua PDM Bidang Pendidikan, Seni Budaya dan Olahraga (LSBO), Muchlis Arif, sangat mendukung pendampingan ini.
“Sekolah harus menjadi contoh perilaku bagi masyarakat untuk bersahabat dengan lingkungan. Melalui implementasi pembelajaan berkualitas model EMKONTAN yang digagas oleh Tim FKIP UMM, kami berharap mampu membentuk perilaku ramah lingkungan pada para siswa dari semua sekolah Muhammadiyah. Hal ini sangat sinergis dengan tema besar dan program nasional kepengurusan persyarikatan yang concern terhadap penyelamatan lingkungan.” jelas Muchlis Arif.
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 3 Batu, Karnadi, menyatakan kasus perubahan lingkungan di sekitar sekolah juga semakin banyak dijumpai, misalnya air permukaan tanah yang tercemar oleh pestisida, tanah pertanian yang semakin tergeser oleh pemukiman, tanah pertanian yang semakin berkurang kesuburannya sehingga sudah tidak produktif lagi untuk tanaman eksotik kota Batu yaitu apel.
“Perubahan lingkungan ini sangat merugikan, terlebih bagi para petani yang mengandalkan hidupnya dari kesuburan tanah pertaniannya. Dalam jangka panjang, kedepannya akan semakin parah bilamana tidak mendapatkan penanganan.” jelas Karnadi.
Sementara itu, Windra Rizkiana, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 8 menyambut baik program pembelajaran inovatif dengan model EMKONTAN ini. Pihaknya berharap, implementasi EMKONTAN ini dapat segera dilaksanakan pada berbagai bidang studi oleh para guru mata pelajaran di sekolahnya.
Setelah mendapatkan konfirmasi bahwa model EMKONTAN ini tidak hanya berlaku untuk maple IPA saja, maple lainnya juga memungkinkan untuk menerapkan sintaks yang dirumuskan oleh EMKONTAN.
Tersemat harapan besar bahwa implementasi model EMKONTAN ini akan menjadikan sekolah Muhammadiyah di Batu menjadi terdepan dalam mewujudkan pembelajaran modern dan membentuk perilaku antisipatif terhadap perubahan iklim.
Sri Wahyuni, anggota Tim FKIP ikut menegaskan bahwa kasus permasalahan lingkungan ini disebabkan terutama oleh perilaku manusia. Oleh karena itu, maka diperlukan perubahan perilaku untuk mengurangi laju kerusakan lingkungan. Perubahan perilaku harus ditanamkan sedini mungkin, sejak remaja yang sedang berada di bangku sekolah.
“Sekolah menjadi penting karena menjadi agen untuk perubahan perilaku ramah terhadap lingkungan. Terlebih beberapa sekolah telah dinobatkan sebagai sekolah Adiwiyata,” tukasnya