Urgensi Model Pembelajaran Lingkungan
Oleh: Dr. Nurwidodo, M.Kes.
Pemerhati Lingkungan di Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang.
Sebagaimana kita jumpai selama ini, pembelajaran ilmu lingkungan masih mengandalkan metode ceramah. Model konvensional ini ditemukan di beberapa perguruan tinggi dan terlacak dari RPS yang digunakan. Oleh karena itu, bisa dimaklumi bila profil lulusan belum bisa seperti yang diharapkan.
Berdasarkan pada kondisi tersebut, maka Inovasi pembelajaran sangat dibutuhan. Inovasi dapat dilakukan dalam berbagai gatra, bisa di tingkat kurikulum, tingkat pengembangan, tingkat model sampai dengan perangkat pembelajarannya. Berikut adalah contoh inovasi yang dilakukan dalam gatra model pembelajaran, yaitu model pembelajaran EMKONTAN.
EMKONTAN, yang saya kembangkan (Nurwidodo et al., 2023) adalah salah satu inovasi model pembelajaran ilmu lingkungan yang ditawarkan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajajran. Model ini diinspirasi oleh filsafat konstruktivisme dan transformatisme. Dengan demikian pembelajaran dengan model ini menghendaki mahasiswa untuk terlibat aktif dalam setiap langkah mengkonstruksi pengetahuanya sendiri. Mahasiswa membentuk pengetahuan baru (new knowlwdge) dari pengetahuan awal (prior nowlwdge) yang dimilikinya. Setiap proses dalam pembentukan pengetahuan baru ini merupakan belajar bermakna. Tahapan pertama bermakna untuk tahapan kedua tahapan kedua bermakna untuk tahap ketiga dan seterusnya.
Konstruksi pengetahuan secara mandiri dan bermakna tersebut berlaku pada model pembelajaran EMKONTAN. Model ini terdiri dari 6 langkah atau tahapan. Langkah ke-1 adalah mengobservasi permasalahan lingkungan, langkah ke-2 adalah menganalisis masalah lingkungan, langkah ke-3 adalah merencanakan solusi, langkah ke-4 adalah melakukan aksi penyelesaian masalah lingkungan, langkah ke-5 adalah monitoring dan evaluasi penyelesaian masalah lingkungan, langkah ke-6 adalah ekspansi ke Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Pada implementasi langkah pertama, mahasiswa diminta melakukan observasi terhadap permasalahan lingkungan. Permasalahan yang diobservasi bisa dalam skope local, regional, nasional ataupun global. Tentu akan mudah menemukannya, karena masalah lingkungan sangat banyak dan beragam seperti sampah, banjir, kekeringan, wabah penyakit, climate change dan lain lainnya. Pada langkah kedua, hasil observasi ini dianalisis untuk mencari akar penyebabnya dan alternative solusinya. Alternatif solusi ini dianalisis lebih lanjut untuk menentukan rencana aksi yang dimungkinkan sebagai solusi. Dengan mempertimbangkan kemungkinan keterlaksanaan, maka rencana solusi (sebagai langkah ketiga) dapat ditetapkan. Rencana solusi tersebut didiskusikan dalam kelompok untuk direalisasikaan sebagai langkah aksi menyelesaikan masalah lingkungan. Aksi menyelesaikan masalah lingkungan adalah langkah ke empat yang bisa dilakukan dalam bentuk kampanye cinta lingkungan, pemanfaatan sampah menjadi berkah, pemisahan sampah dari rumah dan berbagai aksi lainnya. Keterlibatan mahasiswa pada aksi penyelesaian masalah lingkungan akan menjaddi pengalaman yang berharga bagi dirinya yang nantinya dapat ditularkan kepada masyarakat di sekitarnya. Pada langkah kelima yaitu melakukan monitoring dan evaluasi, maka mahasiswa diminta untuk merefleksikan apa saja yang telah diperoleh, bagaimana proses yang dilakukan, apa saja kendala yang ditemui dan bagaimana cara mengatasi beserta apa makna belajar atas permasalahan lingkungan melalui langkah yang telah dilakukan. Praktek baik yang diperoleh dari langkah pertama sampai dengan langkah ke lima, selanjutnya diekspansi kepada langkah ke enam, yaitu pengembangan kedalam program kreativitas mahasiswa (PKM). Akan sangat relevan bilamana pengalaman belajar menyelesaikan massalah lingkungan ini dikembangkan kedalam PKM, karena terjalinnya proses berpikir kritis, berpikir kreatif, berketerampilan kolaboratif dalam kelompok belajar mahasiswa melalui naungan model pembelajaran EMKONTAN ini.
Model inovatif EMKONTAN ini telah dinyatakan valid, reliabel dan praktis oleh pakar pembelajaran dan praktisi lingkungan. Model inovatif ini juga teruji secara statistik dapat meningkatkan literasi lingkungan, berpikir kreativ dan keterampilan kolaboratif mahasiswa. Ketiga variabel tersebut merupakan komponen penting untuk menyelesaikan masalah lingkungan yang semakin kompleks dan perlu kolaborasi untuk menyelesaikannya.
Mengapa model EMKONTAN ini dinyatakan valid, reliabel dan praktikal? Sebagai model, EMKONTAN didukung oleh teori pembelajaran modern, didukung oleh perangkat pembelajaran yang terintegrasi dan diperkuat oleh sistem sosial aksi reaksi sebagaimana ditegaskan oleh banyak pakar model pembelajaran. Wallohua’lam bisshowab