Mediapribumi.id, Opini — Yang kami hormati Ustadz Syamsul Bahri, Caleg terpilih dari Dapil 8 (Kangayan, Arjasa, Sapeken) dari Partai Keadilan Sejahtera. Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang dengan izin dan ridhanya Ustadz dapat terpilih mewakili kami.
Kami mengetahui, bahwa perjalanan Ustadz sampai ke gedung DPRD tidaklah mudah. Penuh perjuangan yang melelahkan. Kami pun yakin, Ustadz mengeluarkan banyak tenaga, waktu, dan biaya untuk sampai ke kursi DPRD untuk mewakili kami.
Kami masyarakat biasa. Kami memilih ustadz tanpa diberikan serangan fajar ataupun amplop berisi uang ratusan ribu. Kami memilih ustadz murni karena hati nurani.
Ustadz, kami rindu memiliki anggota dewan yang berasal dari kampung, pulau, kepulauan, dan rumpun kami sendiri. Kami bangga ketika orang menyebut bahwa suara kami mampu mengantarkan Ustadz ke DPRD Sumenep.
Kami pun sadar bahwa ustadz adalah manusia biasa. Ustadz bukan malaikat yang bebas dari dosa dan khilaf.
Pun demikian, ustadz telah berjanji di masa kampanye. Kami mungkin tidak bisa menagih. Kami mungkin bisa dikelabui. Tapi, ustad z pasti sadar bahwa semua telah dicatat dan kelak janji akan diminta pertanggungjawaban. Jika tidak di dunia, maka Allah SWT akan menagih di akhirat.
Ustadz, kebanyakan dari kami adalah masyarakat berpendidikan rendah. Kami tidak paham hukum. Kami tidak mengerti politik.
Namun, yang kami mengerti bahwa selama ini kepulauan serba tertinggal. Akses kita susah. Kita cenderung diabaikan. Akhirnya, kita semacam anak tiri, bahkan anak terbuang.
Ustadz, kami pun tidak mengerti pada posisi apa nanti ustadz ditempatkan. Kami sama sekali tidak mengerti hal yang rumit seperti itu. Hanya, yang kami pahami bahwa kami akan menitipkan keluh kesah kami kepada ustadz.
Akhirnya, mohon jangan kecewakan rasa bangga kami. Jangan abaikan perasaan kami. Jangan khianati kepercayaan kami. Jangan hanya menyenangkan tim sukses, keluarga, dan segelintir orang. Kami mungkin tidak akan pernah berbicara langsung. Bahkan kami tidak akan berani menginjakkan kaki di gedung dewan. Tapi, do’a dan asa kami mengetuk langit.
Semoga Allah SWT menjaga ustadz. Ia menjauhkan dari marabahaya. Ia menjaga ustadz dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme. Semoga ustadz dijaga dari fitnah.
Ustadz, kami titipkan semua harapan kami. Luruskan niat kembali, lillaahi ta’ala. Selamat memperjuangkan aspirasi kami.
Dari Mr HH, Salam kami, warga Kepulauan Sapeken.
Respon (4)