Mediapribumi.id, Sumenep— SKK Migas-Kangean Energy Indonesia (KEI), gelar penyuluhan tentang kesehatan dan bahaya narkoba di Desa Pagerungan Besar, Kacamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Senin (16/12/2024).
Kegiatan melibatkan perwakilan Desa Pagerungan Besar, Pagerungan Kecil dan Sadulang, bertujuan untuk mengedukasi remaja, Kepala Sekolah dan Guru Bimbingan dan Konseling (BK), dan Siswa SMP/MTs dan SMA/MA, tentang dampak buruk penyalahgunaan narkoba.
Dalam kegiatan ini, SKK Migas-KEI tidak sendiri, pihaknya melibatkan berbagai narasumber, di antaranya H. Muhammad Salim, Plt Kepala Puskesmas Pagerungan Besar, dr. Kukuh, selaku dokter KEI, dan Bahtiar dari Polsek Sapeken.
Manager Humas Kangean Energy Indonesia, Kampoi Naibaho, mengatakan, kegiatan ini diadakan untuk menjawab kekhawatiran meningkatnya angka pengguna narkoba, terutama di kalangan usia produktif, yakni 15 hingga 35 tahun.
“Dari referensi data, bahwa pengguna narkoba di Indonesia saat ini relative, sekira 3,4 juta orang. 70 Persen diantaranya adalah masyarakat dalam usia produktif, yakni 16 hingga 65 tahun, nah, dari angka tersebut sebanyak 27 persen pengguna narkoba dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Ini angka yang sangat memprihatinkan,” katanya. Senin (16/12/2024).
Sehingga, kata Kampoi, melalui penyuluhan tersebut, para remaja bisa mengetahui dampak buruk dari penyalahgunaan narkoba.
“Kami berharap, para remaja bisa paham tentang bahaya narkoba, termasuk para Guru kami harap bisa menyampaikan lebih lanjut dari penyuluhan ini,” paparnya.

Sementara, Sekretaris Desa Pagerungan Besar, Mursalin, menceritakan, awalnya penyuluhan direncanakan untuk tingkat SMP dan SMA, namun kemudian diperluas hingga tingkat SD/MI.
Hal ini, kata Mursalin, berdasarkan kenyataan bahwa narkoba kini dijual dalam berbagai bentuk, termasuk pil dengan harga terjangkau.
“Kami khawatir, bukan hanya miras, tetapi pil dengan harga Rp 5.000 bisa sampai ke tangan anak-anak. Oleh karena itu, kami mengusulkan untuk melibatkan seluruh jenjang pendidikan,” ujar Mursalin.
Semua pihak berharap, agar pesan tentang bahaya narkoba dapat diterima oleh semua kalangan, terutama remaja yang berada pada usia rentan.
“Usia remaja sangat rawan terpengaruh narkoba, karena mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar dan mudah terpengaruh oleh pergaulan. Semoga kegiatan ini dapat memperkuat kerjasama antara masyarakat dan pemerintah desa untuk mencegah peredaran narkoba sejak dini,” tukasnya.
Respon (1)