Mediapribumi.id, Malang — Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), kembali menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan kualitas pendidikan melalui pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) secara serentak.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Badan Penjaminan Mutu Internal (BPMI) UMM yang dijadwalkan berlangsung dari tanggal 10 hingga 25 Februari 2025.
Periode pelaksanaan AMI terbagi menjadi dua tahap, yaitu desk audit pada 10-15 Februari dan field audit pada 17-25 Februari.
Audit ini, mencakup 65 Program Studi dan 11 Fakultas/Direktorat di lingkungan UMM, dengan melibatkan 22 auditor yang telah terlatih untuk memastikan proses berjalan objektif dan komprehensif.
Sekretaris UMM, Prof. Dr. Sidik Sunaryo, SH, M.Si, M.Hum, menyampaikan bahwa UMM senantiasa mengedepankan kreativitas dan semangat kerja yang tidak sekadar mengikuti arus, bahkan kerap kali melawan arus demi mencapai hasil yang optimal.
“Inovasi dan kreativitas adalah budaya yang telah mengakar di UMM. Hal ini membuat UMM terus berada di garda terdepan dalam dunia pendidikan tinggi. UMM tidak hanya berfokus pada teks, tetapi juga kontekstual, hidup dalam nilai-nilai (living value) yang diwariskan oleh para founding fathers UMM. Ini menjadi teladan bagi generasi muda untuk terus berjuang dan berkarya,” ujar Prof. Sidik dalam sambutannya.
Sebagai kampus swasta, UMM menghadapi tantangan yang tidak ringan, terutama terkait keragaman latar belakang mahasiswa baru yang datang dari berbagai daerah dengan kualitas input yang bervariasi.
Namun, UMM berhasil menunjukkan keunggulannya melalui output lulusan yang berkualitas tinggi dan diakui oleh dunia kerja serta berbagai stakeholder.
“Hebatnya, meskipun menghadapi raw input yang beragam, UMM mampu menghasilkan output yang sangat baik. Ini menunjukkan bahwa civitas akademika UMM memiliki daya juang yang luar biasa. Tugas BPMI dan para auditor sangat berat, karena mereka harus memastikan kualitas dan jaminan mutu tetap terjaga di setiap lini kegiatan akademik maupun non-akademik,” tambah Prof. Sidik.
Ia juga menekankan bahwa para auditor harus bekerja secara nyata dan objektif agar hasil audit dapat memberikan informasi yang valid dan menjadi dasar pengembangan UMM ke depannya. “Hasil AMI ini harus menjadi acuan yang kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan dan layanan di UMM,” tegasnya.
Kepala BPMI UMM, Prof. Dr. Ir. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si, turut memberikan pernyataan terkait kesiapan timnya dalam menjalankan tugas AMI tahun ini. Ia menegaskan bahwa BPMI dan para auditor siap bekerja dengan penuh tanggung jawab, profesionalisme, dan amanah sesuai harapan pimpinan UMM.
“BPMI UMM terus berkomitmen mengawal penjaminan mutu tidak hanya di tingkat internal UMM, tetapi juga di kancah nasional dan internasional. Kami ingin memastikan UMM tetap menjadi kampus terbaik dalam penjaminan mutu di LLDIKTI VII Jawa Timur, bahkan di tingkat global,” ujar Prof. Jabal.
Salah satu hal, yang menarik dalam pelaksanaan AMI tahun ini adalah penggunaan sistem baru berbasis kecerdasan buatan (AI) yang diberi nama UMAIRA (Universitas Muhammadiyah Malang Intelligent Assurance and Reliability Assistant).
Sistem ini merupakan pengembangan dari sistem yang sudah ada sebelumnya dan diintegrasikan dengan IQASS (Integrated Quality Assurance and Survey Systems) versi 3 yang baru saja diluncurkan.
Dr. Ir. Wahono, selaku Kepala Divisi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Survei BPMI UMM, menjelaskan bahwa IQASS merupakan sistem informasi manajemen yang dirancang untuk mengelola penerapan penjaminan mutu di UMM, baik di bidang akademik maupun non-akademik.
“Dengan IQASS versi 3, semua data dan proses audit dapat dikelola secara terintegrasi dan lebih efisien. Ditambah lagi dengan UMAIRA, proses audit menjadi lebih canggih karena dibantu oleh kecerdasan buatan yang mampu menganalisis data secara cepat dan akurat,” jelas Dr. Wahono.
UMAIRA berperan sebagai asisten cerdas yang membantu auditor dalam memproses data, mengevaluasi kinerja, dan memberikan rekomendasi berbasis analisis data yang komprehensif. Kehadiran UMAIRA diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan AMI di UMM.
Lebih dari sekadar rutinitas, AMI di UMM merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk membangun budaya mutu di seluruh lapisan institusi. Setiap program studi, fakultas, hingga unit pendukung diharapkan dapat menjadikan hasil AMI sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dan inovasi berkelanjutan.
“Budaya mutu tidak bisa dibangun dalam semalam. Ini adalah proses panjang yang membutuhkan komitmen dari semua pihak di UMM. BPMI hadir sebagai garda terdepan dalam memastikan setiap elemen di UMM menjalankan standar mutu yang telah ditetapkan,” kata Prof. Jabal.
Ia juga menambahkan bahwa BPMI akan terus mengadakan pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi para auditor agar selalu siap menghadapi tantangan baru dalam penjaminan mutu, termasuk adaptasi terhadap teknologi terbaru.
Ke depan, UMM bertekad untuk terus meningkatkan kualitasnya melalui inovasi di bidang penjaminan mutu. Dengan dukungan teknologi canggih seperti IQASS dan UMAIRA, serta komitmen kuat dari seluruh civitas akademika, UMM optimis dapat mempertahankan reputasinya sebagai salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di Indonesia.
“Penjaminan mutu bukan hanya tentang memenuhi standar, tetapi juga bagaimana kita terus berkembang melampaui standar tersebut. UMM ingin menjadi pelopor dalam menciptakan model penjaminan mutu yang adaptif, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan zaman,” tutup Prof. Sidik.
Pelaksanaan AMI tahun ini menjadi bukti nyata bahwa UMM tidak pernah berhenti berinovasi demi menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan semangat kerja yang tinggi, budaya inovasi yang kuat, serta dukungan teknologi modern, UMM terus melangkah maju untuk menjadi kampus yang tidak hanya unggul di tingkat nasional, tetapi juga diakui di kancah internasional.