Mediapribumi.id, Sumenep — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Trunojoyo ajak masyarakat Sumenep, khususnya di Pulau Sapudi yang berdekatan dengan titik gempa agar melakukan asesmen secara mandiri untuk kesiapsiagaan bencana.
Sebelumnya, Pulau Sapudi, Sumenep diguncang gempa bumi berkekuatan 6,0 megnitudo pada Selasa (30/09/2025) dan gempa susulan hingga 181 kali namun dengan kuatan antara 1 sampai 3 magnitudo.
Peristiwa yang sama terjadi lagi dengan kekuatan 4,1 magnitudo dan dirasakan langsung di Pulau Sapudi pada Rabu, (08/10/2025) pukul 09:07:50 WIB.
Teranyar, gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Senin, 13 Oktober 2025, pukul 14.10 WIB.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Trunojoyo, Ari Widjajanto menerangkan, Pulau Sapudi sejak dulu memang rawan tejadi gempa bumi.
“Kami berharap, masyarakat bisa melakukan asesmen sendiri untuk memitigasi bencana,” terangnya melalui saluran telepon. Selasa (14/10/2025).
Ia menjelaskan, mitigasi itu dimulai dari mengasesmen lingkungan tempat tinggalnya seperti kamar tidur, ruang keluarga, dapur, pohon di sekitar rumah dan lain sebagainya.
Hal itu perlu dilakukan karena masyarakat lebih mengetahui tentang kondisi sekitarnya. Sehingga bisa meminimalisir dampak ketika terjadi gempa bumi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan seperti figura, lemari, kondisi bangunan, ranting pohon dan berbagai perabotan rumah yang rawan roboh.
“Bahaya ada di sekitar. Yang merusak itu dampak gempa. Sehingga, perabotan rumah yang rawan jatuh atau roboh harus dipindahkan atau diperkuat talinya,” imbuhnya.
Ari menambahkan, jika masyarakat berniat untuk membangun rumah harus memperhatikan kekuatan struktur bangunan yang bisa tahan terhadap guncangan gempa.
“Bangunannya harus kokoh. Kalau uangnya masih kurang, saran kami, tunggu dulu sampai cukup,” tandasnya.