Berita

Polsek Talango Perkuat Dukungan Tergadap Swasembada Pangan Melalui Sosialisasi Perawatan Jagung

Avatar
919
×

Polsek Talango Perkuat Dukungan Tergadap Swasembada Pangan Melalui Sosialisasi Perawatan Jagung

Sebarkan artikel ini
Polsek Talango Perkuat Dukungan Tergadap Swasembada Pangan Melalui Sosialisasi Perawatan Jagung
Kapolsek Talango, saat menyapa petani.

Mediapribumi.id, Sumenep — Kepolisian Sektor (Polsek) Talango, Polres Sumenep bersama Korluh Kecamatan Talango lakukan sosialisasi perawatan jagung, di Dusun Jate Laok, Desa Padike dalam rangka penguatan program Swasembada Pangan Nasional. Jumat (21/03/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para petani mengenai teknik perawatan yang baik agar hasil panen lebih optimal.

Kapolsek Talango, IPTU Haryono, menyampaikan pentingnya perawatan tanaman jagung yang tepat, mulai dari pemilihan bibit unggul, pemupukan yang sesuai, hingga pengendalian hama dan penyakit untuk hasil yang maksimal.

“Hal ini merupakan bentuk dukungan terhadap ketahanan pangan serta kesejahteraan petani di wilayah Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep,” ungkapnua.

Dalam kegiatan ini disampaikan tahapan Perawatan Tanaman Jagung yang baik, diantaranya:

a. Penyulaman

Penyulaman dilakukan sekitar 7–10 hari setelah tanam (HST) untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau rusak. Bibit baru harus ditanam pada lubang yang sama agar pertumbuhan tetap seragam.

b. Penyiangan dan Penggemburan Tanah

Penyiangan dilakukan untuk
menghilangkan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan jagung. Biasanya dilakukan dua kali, yaitu pada usia 15–20 HST dan 30–35 HST. Selain itu, tanah di sekitar tanaman juga perlu digemburkan agar akar lebih mudah menyerap air dan nutrisi.

c. Pemupukan

Pemupukan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan jagung. Pemupukan dilakukan dalam tiga tahap:

Pemupukan pertama (7–10 HST): Menggunakan pupuk dasar seperti Urea, SP-36, dan KCl.

Pemupukan kedua (30 HST): Menambahkan pupuk Urea dan KCl untuk mempercepat pertumbuhan vegetatif.

Pemupukan ketiga (45 HST): Menggunakan Urea untuk mendukung perkembangan tongkol dan biji jagung.

d. Pengairan dan Drainase

Tanaman jagung memerlukan air yang cukup, terutama pada fase awal pertumbuhan dan saat pembentukan tongkol. Jika curah hujan rendah, penyiraman harus dilakukan secara teratur. Sebaliknya, jika hujan berlebihan, sistem drainase harus diperhatikan agar tanaman tidak tergenang air.

e. Pengendalian Hama dan Penyakit

Tanaman jagung rentan terhadap hama seperti ulat grayak, penggerek batang, dan kutu daun. Untuk mengatasinya, dapat digunakan pestisida nabati atau kimia sesuai dosis yang dianjurkan. Selain itu, penyakit seperti bulai dan karat daun harus dicegah dengan penggunaan benih unggul dan penyemprotan fungisida jika diperlukan.

f. Perempelan Tunas Samping (Jika Diperlukan)

Tunas samping yang tumbuh di bagian bawah tanaman jagung dapat menghambat pertumbuhan tongkol utama. Jika pertumbuhan tunas terlalu banyak, perempelan dapat dilakukan agar nutrisi terfokus pada pembentukan tongkol yang lebih besar dan berkualitas.

Lebih lanjut, ia menerangkan, perawatan yang baik pada tanaman jagung akan menentukan hasil panen yang optimal.

Dengan melakukan penyulaman, penyiangan, pemupukan, pengairan, serta pengendalian hama dan penyakit secara tepat, tanaman jagung dapat tumbuh sehat dan menghasilkan produksi yang maksimal.

“Perawatan yang konsisten tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga menjaga kualitas jagung agar layak konsumsi dan bernilai jual tinggi,” pungkasnya.

Ia berharap pertanian di wilayah Talango dapat berkembang lebih baik, dan berkontribusi dalam pencapaian swasembada pangan nasional.

Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari Santri