Example floating
Example floating
Sosial Budaya

Pengakuan Ketua AKARI “Sumenep Telah Menemukan Local Wisdomnya lewat MEC 2024

1947
×

Pengakuan Ketua AKARI “Sumenep Telah Menemukan Local Wisdomnya lewat MEC 2024

Sebarkan artikel ini
Pengakuan Ketua AKARI "Sumenep Telah Menemukan Local Wisdomnya lewat MEC 2024
Tiga juri MEC 2024, dari kanan foto: Febry Alvan S, kreatif Jember Fashion Carnaval, Dr David K Susilo, Ketum Akari, Fujaatul Hayyina, Kreatif Malang Flower Carnival dan Malang Fashion Week.
Example 468x60

Mediapribumi.id, Sumenep — Ketua Asosiasi Karnaval Indonesia (AKARI), David K Susilo mengaku takjub dengan kegiatan Madura Ethnic Carnival (MEC) 2024.

Menurutnya, kedatangan kali pertama di Sumenep, pihaknya menemukan beragam potensi yang harus disampaikan melalui Karnaval, diantaranya kekayaan potensi alam dan kebudayaan lainnya.

Hal itu, diungkapkan oleh David, setelah melangsungkan proses penjurian peserta MEC 2024, di pendopo angung keraton sumenep. Sabtu (21/9/2024.

“Tahun kedua MEC ini, kami ingin mendalami lebih dalam terkait perkembangannya. Tadi kami sempat bisik-bisik dengan teman-teman dari malang dan jember. Kami bingung, kreativitasnya sudah tinggi semua, bahkan tadi ada yang masuk kategori mekanis, dan itu sebuah lompatan kualitas konten dan costum karnaval yang levelnya diatas rata-rata,” kata David.

Pengakuan Ketua AKARI "Sumenep Telah Menemukan Local Wisdomnya lewat MEC 2024
Dewan Juri saat dikenalkan panitia kepada ribuan masyarakat Sumenep yang menyaksikan MEC 2024

Dia menilai, ragam costum peserta MEC 2024 bisa dijadikan cikal bakal untuk dipertahankan dan dikembangkan secara sustainability atau berkelanjutan.

“Ini adalah cikal bakal bagaimana kualitas konten di MEC tetap harus sustainability, bagaimana sebuah komponen masyarakat sebagai pelaku karnaval, industri kreatif, ekonomi kreatif bergabung menjadi satu kesatuan yang menjadi tarikan bersama, meningkatkan kualitas event di Madura demi karnaval, itu yang kami rasakan. Ada perkembangan luar biasa disini,” ungkap Dadiv setelah beberapa hari di Sumenep.

Disinggung soal apakah ada pembeda karnaval di MEC dengan karnaval di daerah lain, David menegaskan, bahwa kegiatan tersebut sudah menemukan local wisdom atau kearifan lokal.

“Saya yakini, sebuah keniscayaan ya, bahwa Kabupaten Sumenep ini telah menemukan local wisdomnya, yakni dengan keris, daun siwalan sebagai karakter local wisdom di Sumenep, ini harus dikembangkan dalam industri dan ekonomi kreatif, termasuk mendorong anak muda dan pelaku karnaval untuk mengangkat potensi daerahnya,” jelasnya.

Tidak hanya soal konten kegiatan, David juga mengaku, hanya di Sumenep dia menemukan seorang jurnalis yang tidak hanya sekedar memberitakan karnaval, akan tetapi ikut mendorong potensi kearifan lokal melalui karnaval.

“Saya sudah keliling beberapa provinsi, dan kabupaten kota di Indonesia, bagi saya, satu satunya event yang digagas oleh Jurnalis yang peduli terhadap event karnaval hanya di Sumenep, ini yang saya temukan disini. Teman-teman Jurnalis inikan memberitakan, inikan enggak, bagaimana jurnalis di Sumenep bahu membahu untuk mendorong potensi lokal menjadi sebuah event yang jadi indentitas bagi Sumenep dan dilakukan oleh seorang jurnal, itu sebuah keunikan dibandingkan daerah-daerah lain,” pungkasnya.

Example 300250 Google News
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *