BeritaSosial Budaya

Kandora Dibelle: Suguhan Sederhana yang Selalu Menghidupkan Kenangan di Pulau Sakala

Avatar
572
×

Kandora Dibelle: Suguhan Sederhana yang Selalu Menghidupkan Kenangan di Pulau Sakala

Sebarkan artikel ini
Kandora Dibelle: Suguhan Sederhana yang Selalu Menghidupkan Kenangan di Pulau Sakala
Kandora dibelle (Singkong Rebus) Pulau Sakala

Di tengah hembusan angin pagi yang membawa aroma laut, sebuah rumah di Pulau Sakala kedatangan tamu dari Pulau Pagerungan Kecil. Seperti tradisi yang telah berlangsung turun-temurun, suguhan utama yang disajikan bukanlah nasi atau roti, melainkan singkong rebus.

Masyarakat Sakala menyebutnya Kandora Dibelle, makanan khas berbahan dasar ketela yang telah menjadi bagian dari kehidupan mereka jauh sebelum beras menjadi makanan pokok yang utama.

Kandora Dibelle bukan sekadar hidangan sederhana. Bagi masyarakat Sakala, ia adalah simbol keakraban, tradisi, dan nostalgia. Dihidangkan hangat di pagi hari, singkong rebus ini sering ditemani lauk sederhana namun kaya rasa, seperti cumi tumis kecap yang menambah kelezatan pada setiap gigitannya.

Dahulu, ketika akses terhadap beras masih terbatas, Kandora Dibelle menjadi sumber energi utama sebelum memulai hari. Kini, meskipun pilihan makanan semakin beragam, tradisi menikmati singkong rebus tetap bertahan, terutama sebagai menu sarapan yang membawa kehangatan dalam setiap pertemuan keluarga.

Bagi para pendatang yang pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Sakala, mencicipi Kandora Dibelle menjadi pengalaman kuliner yang unik. Bukan hanya soal rasa, tetapi juga cerita yang menyertainya, tentang masa lalu, tentang cara hidup yang sederhana namun penuh makna, dan tentang bagaimana sebuah makanan bisa menjadi jembatan bagi kenangan.

Kandora Dibelle: Suguhan Sederhana yang Selalu Menghidupkan Kenangan di Pulau Sakala
Potret warga Pulau Sakala menikmati Kandora Dibelle

Setiap suapan menghadirkan sensasi pulang ke rumah, mengingatkan mereka yang pernah tinggal di Sakala akan masa-masa saat pagi diawali dengan aroma singkong rebus yang mengepul di dapur.

“Irah nyeletuk, ‘Ini enak kalau dibawa jalan-jalan,'” ujar salah seorang keluarga yang menikmati Kandora Dibelle pagi itu. Memang, merebus singkong ini cukup mudah dan praktis, serta cocok untuk dibawa ke mana saja.

Meski hanya bisa bertahan dalam beberapa jam, Kandora Dibelle menjadi bekal yang pas untuk perjalanan jauh, seperti dari Pulau Sakala ke Pulau Pagerungan Kecil atau pulau-pulau lainnya di Kecamatan Sapeken.

Dengan cara penyajiannya yang sederhana dan kemudahan dalam membawa bekal ini, Kandora Dibelle menjadi pilihan makanan yang ideal untuk menemani perjalanan sehari-hari.

Namun, Kandora Dibelle hanyalah salah satu bagian dari kekayaan kuliner Pulau Sakala. Masih banyak sajian tradisional lain yang menyimpan cerita dan sejarahnya sendiri. Makanan-makanan ini bukan sekadar hidangan, melainkan jejak perjalanan budaya yang terus bertahan di tengah modernisasi.

Bagi masyarakat Sakala, mempertahankan tradisi kuliner seperti Kandora Dibelle adalah cara mereka menjaga identitas, menyambut tamu dengan kehangatan, dan meneruskan kisah yang tak lekang oleh waktu.

Catatan: Safiruddin Jailani, Mahasiswa Semester 6, Prodi Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas KH. Abdul Chalim Mojokerto

Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari Santri