Example floating
Example floating
Pendidikan

Bidang GTK Disdik Sumenep Turlap, Gerakkan Sekolah Responsif Gender

1332
×

Bidang GTK Disdik Sumenep Turlap, Gerakkan Sekolah Responsif Gender

Sebarkan artikel ini
Bidang GTK Disdik Sumenep Turlap, Gerakkan Sekolah Responsif Gender
Kabid GTK saat melakukan pembinaan dibeberapa Kecamatan di Sumenep
Example 468x60

Mediapribumi.id, Sumenep — Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melalui Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Turun Lapangan (Turlap) sosialisasikan Sekolah Responsif Gender untuk menekan bullying, pelecehan, kekerasan, maupun kasus lain terhadap siswa-siswi di dunia pendidikan.

Sosialisasi tersebut dilaksanakan sejak tanggal 28 Agustus 2024 di Hotel Asmi Sumenep dengan menghadirkan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) se Kabupaten Sumenep.

Selain dilakukan sosialisasi, Kabid GTK Disdik Sumenep, Akhmad Fairusi bersama jajaran turun langsung ke semua kecamatan untuk memonitoring program itu yang dimulai dari KKKS Kecamatan Kota dan KKKS Kecamatan Kalianget pada Senin, 02 September 2024.

Kemudian pada tanggal 03 September ke KKKS Kecamatan Rubaru, 04 September KKKS Kecamatan Giligenting, 05 September KKKS Kecamatan Ambunten, 07 September KKKS Kecamatan Lenteng dan KKKS Kecamatan Bluto.

Pada tanggal 09 September bersama KKKS Kecamatan Manding dan KKKS Kecamatan Batu Putih, 10 September KKKS Kecamatan Pasongsongan, 11 September dengan Kelompok Pengawas Pendidikan SD se Sumenep di Kecamatan Pragaan dan KKKS Kecaman Ganding. Kemudian 12 September ke KKKS Kecamatan Guluk-guluk.

“Pendidikan adalah acuan utama dalam pengembangan potensi diri setiap individu untuk mencapai cita-cita untuk masa depan cemerlang,” kata Kabid GTK, Akhmad Fairusi ditengah monitoring.

Dia menekankan Sekolah Responsif Gender untuk diterapkan di semua sekolah yang berada dibawah naungannya baik negeri maupun swasta.

Tujuan program tersebut, menurutnya dalam rangka menekan kasus-kasus bullying, pelecehan, kekerasan, maupun kasus lain terhadap siswa-siswi di dunia pendidikan.

“Sekolah tidak cukup dimaknai sebagai tempat untuk menuntut ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menjadi ruang bagi peserta didik dalam menumbuh kembangkan potensi sosial, emosional, intelektual, spiritual dan kecakapan hidup,” imbuhnya.

Ia mengaku sangat miris ketika terjadi kasus asusila yang melibatkan guru maupun siswa. Menurutnya, kasus yang sudah terjadi tidak boleh terulang kembali.

“Kami selalu menekankan itu kepada seluruh guru di Sumenep. Jangan sampai terjadi, cegah sedini mungkin dengan berbagai cara terutama melalui Sekolah Responsif Gender,” tandasnya.

Sementara, Ketua Koordinator Kelompok Kerja Pengawas Sekolah Dasar (SD) se Sumenep, Imam Bukhari setelah monitoring kepada seluruh KKKS terutama yang sudah menerapkankannya, seperti di Kecamatan Bluto dan sebagian sekolah SDN menurutnya sudah terlihat dampaknya.

“Setelah mendapat pelatihan dan penerapan dari GTK Disdik, kami langsung ke masing-masing sekolah untuk memastikan bahwa program SRG diterapkan, dan langsung ditindaklanjuti oleh KKKS,” tuturnya.

Selanjutnya, ia menilai Sekolah Responsif Gender sangat membantu terhadap dunia pendidikan yang lebih nyaman dan aman dalam menjalankan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

“Kami komitmen program tersebut diterapkan secara maksimal di dunia pendidikan,” pungkasnya.

Example 300250 Google News
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *