Opini

Saatnya Menjadi Pemuda Berpikir Kritis-Kolaboratif

Avatar
915
×

Saatnya Menjadi Pemuda Berpikir Kritis-Kolaboratif

Sebarkan artikel ini
Saatnya Menjadi Pemuda Berpikir Kritis-Kolaboratif
Dr. Husamah, S.Pd., M.Pd, Pegiat Literasi di Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

Mediapribumi.id — Pada peringatan Sumpah Pemuda ke-96 tahun 2024, tema yang diusung adalah “Maju Bersama Indonesia Raya”. Tema ini tidak hanya menjadi pengingat akan pentingnya persatuan di kalangan pemuda Indonesia, tetapi juga menyerukan pentingnya kolaborasi untuk membangun bangsa.
Sebagai generasi penerus, pemuda Indonesia memiliki peran penting dalam memajukan negara, dan ini memerlukan suatu pendekatan yang tidak sekadar bekerja sama, tetapi kolaborasi yang produktif, kritis, dan inovatif. Di era yang semakin kompleks ini, kita tidak dapat lagi berpikir secara konvensional; kita memerlukan pemuda yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan solusi problematik.

Berpikir kritis adalah keterampilan yang menjadi kunci di era modern. Ketika informasi dapat diakses dengan mudah, pemuda dituntut untuk mampu menyaring, menganalisis, dan menyikapi informasi dengan cara yang benar. Berpikir kritis bukan hanya tentang mempertanyakan segalanya, tetapi juga tentang menemukan solusi yang paling efektif bagi permasalahan yang ada. Ini adalah bentuk kontribusi nyata pemuda dalam memajukan bangsa.

Pentingnya berpikir kritis juga ditekankan oleh Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), yang baru saja dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto. Beliau menyatakan, “Diperlukan suatu metode pembelajaran yang baru, we will transform our educational methodology, tidak bisa lagi memorizing tapi harus membuat anak-anak kita di semua ini itu punya critical thinking.”

Ini menegaskan bahwa pendekatan pendidikan konvensional, yang hanya berfokus pada hafalan, sudah tidak relevan lagi. Di masa depan, generasi muda harus dibekali dengan kemampuan untuk berpikir kritis dan berinovasi, karena hanya dengan cara itulah mereka bisa menjadi problem solver yang efektif.

Kolaborasi Produktif di Kalangan Pemuda

Tema “Maju Bersama Indonesia Raya” menekankan pentingnya kolaborasi sebagai jalan untuk maju bersama. Kolaborasi yang produktif tidak hanya berarti bekerja sama dalam sebuah tim, tetapi juga mampu mendengarkan, berempati, dan bersama-sama memecahkan permasalahan yang dihadapi. Pemuda Indonesia harus memahami bahwa kekuatan mereka bukan hanya dalam jumlah, tetapi dalam kemampuan untuk bekerja bersama dengan cara yang inovatif dan penuh solusi.

Kolaborasi produktif di kalangan pemuda bisa dimulai dari kampus. Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof. Dr. Fauzan, MPd, yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek), menekankan bahwa perguruan tinggi harus berperan sebagai problem solver bagi masyarakat. Beliau menyatakan bahwa perguruan tinggi harus memerankan diri sebagai entitas sosial yang bertanggung jawab terhadap permasalahan di masyarakat. Artinya, kampus bukan hanya menjadi tempat pembelajaran akademik, tetapi juga harus menjadi ruang kolaborasi untuk menemukan solusi dari berbagai persoalan masyarakat.

Meski penting, mewujudkan kolaborasi dan inovasi di kalangan pemuda bukanlah hal yang mudah. Tantangan utama adalah mengubah pola pikir dari individu yang kompetitif menjadi kolaboratif. Banyak pemuda saat ini masih terjebak dalam pergaulan yang tidak sehat, perkelahian antar geng, semangat kedaerahn yang buta, yang pada akhirnya melemahkan potensi mereka untuk bekerja sama dan menghasilkan sesuatu yang lebih besar. Ini adalah tantangan yang harus diatasi dengan pembelajaran dan budaya yang mendorong kolaborasi, bukan kompetisi semata.

Selain itu, pemuda juga perlu berani keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan dengan penuh semangat. Mengingat tantangan di masa depan yang kian kompleks dan dinamis, kita tidak bisa lagi bergantung pada metode lama. Pemuda harus terus mengembangkan kreativitas mereka, berpikir di luar batas, berpikir out of the box, dan mencari solusi yang tidak konvensional. Sebagai bagian dari kolaborasi produktif, setiap individu harus mampu menghargai perbedaan pendapat dan melihat perbedaan sebagai sumber kekayaan, bukan penghalang.

Peran Perguruan Tinggi

Sebagai bagian dari usaha menciptakan pemuda yang kritis dan inovatif, perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis. Prof. Dr. Fauzan MPd menyatakan bahwa kampus perlu mengambil peran sebagai entitas sosial yang bertanggung jawab terhadap permasalahan masyarakat. Ini bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi panggilan untuk menjadikan kampus sebagai pusat inovasi dan solusi bagi masyarakat.

Untuk mencapai hal ini, perguruan tinggi harus menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk berkolaborasi dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka. Bukan hanya dengan menghadirkan seminar atau kuliah umum, tetapi juga memberikan pengalaman langsung dalam memecahkan masalah nyata di lapangan. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu memberikan solusi nyata.

Selain itu, metodologi pembelajaran yang diterapkan di perguruan tinggi harus diubah. Seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro, pembelajaran tidak lagi bisa hanya mengandalkan hafalan. Pemuda perlu diajarkan bagaimana cara berpikir kritis, mengidentifikasi masalah, menganalisis data, dan menghasilkan solusi kreatif. Kampus perlu menjadi wadah yang menyediakan pengalaman-pengalaman yang memacu pemikiran kritis, seperti proyek lapangan, penelitian terapan, dan kolaborasi lintas disiplin.

Pemuda sebagai Agen Perubahan dan Penggerak Kemajuan

Pada akhirnya, peringatan Sumpah Pemuda tahun ini mengingatkan kita bahwa persatuan dan kolaborasi adalah kunci untuk kemajuan bangsa. Pemuda Indonesia harus mampu melihat diri mereka sebagai agen perubahan, yang tidak hanya mengandalkan pihak lain, tetapi juga mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi bangsa.

Dengan berpikir kritis, kreatif, dan berkolaborasi secara produktif, pemuda dapat menghadirkan perubahan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat. Mereka harus memanfaatkan peluang yang ada di sekitar mereka dan berinovasi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Perguruan tinggi, sebagai bagian dari entitas sosial, memiliki peran besar dalam mendukung mereka. Namun, pada akhirnya, pemuda sendiri yang harus mengambil langkah pertama, yaitu berani berpikir kritis dan berkolaborasi demi Indonesia yang lebih maju.

Dengan semangat “Maju Bersama Indonesia Raya”, saatnya kita semua, khususnya pemuda, bergerak bersama untuk mewujudkan bangsa yang lebih adil, maju, dan sejahtera. Momentum ini harus menjadi refleksi bagi kita semua untuk tidak hanya memperingati Sumpah Pemuda, tetapi juga menjadikan semangat tersebut sebagai panduan dalam setiap langkah yang kita ambil demi kemajuan Indonesia.

Catatan Refleksi Sumpah Pemuda Tahun 2024: Dr. Husamah, S.Pd., M.Pd.
(Pegiat Literasi di Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang)

Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari Santri