Example floating
Example floating
Opini

Penguasa yang Pemalas dan Gerombolan Pemuja

1320
×

Penguasa yang Pemalas dan Gerombolan Pemuja

Sebarkan artikel ini
Penguasa yang Pemalas dan Gerombolan Pemuja
Ilustrasi penguasa dan meja elit (foto:kabarterkini.news)

Mediapribumi.id — Langsung saja. Penguasa yang pemalas hanya akan dikelilingi oleh para pemuja. Tujuannya untuk menutupi sekian bopeng dari langkah politik dan kebijakannya. Lingkaran kekuasannya tidak akan diisi oleh orang-orang yang kritis dan visioner. Sebab itu akan merecoki kebiasaan malasnya.

Ucapan seorang politisi, seperti di paragraf pertama, kadang ada benarnya. Dan saat ucapan itu benar, kekhawatiran di dada mulai menyebar. Layaknya racun, ia mengancam kehidupan.

Orang-orang yang berada di lingkaran kekuasaan, akan menjadi cerminan bagaimana sebuah kota dijalankan. Akan menjadi ukuran, seberapa banyak kebijakan nirguna dihambur-hamburkan demi keuntungan golongan.

Bagi rakyat, yang mayoritas awam, ancaman itu sulit dilawan. Kebijakan dan keputusan politik yang datang dari penguasa, akan diframming layaknya wahyu yang tidak boleh ditentang. Seluruh kebijakan harus dijalankan. Asas kebermanfaatan urusan belakang.

Rakyat, yang menjadi strata terendah dalam kekuasaan, tidak akan mampu membuat framming tandingan. Yang ada, dalam keseharian mereka, ancaman demi ancaman datang. Tujuannya agar kekuasaan tidak terancam.

Penguasa yang pemalas, bukan berarti selalu tidur. Akan tetapi kebijakannya selalu ngelindur. Oleh orang-orang di lingkaran kekuasaan, ngelindur itu diterjemahkan sebagai visi untuk masa depan. Dan dibalik itu adalah untuk menjadi cuan.

Sebuah kepentingan, di lingkaran kekuasan, bukanlah kerja suci. Sebab dalam setiap kepetingan ada hasil yang hendak dicari. Kadang, meskipun hak rakyat dikebiri, mereka pasang muka tidak peduli.

Dan tentu saja, saat penguasa dikelilingi oleh para pemuja, semua kalimat buruk tampak seperti karya sastra; indah bersahaja. Di lingkaran penguasa, yang pemalas, prilaku-prilaku buruk hanyalah fakta yang tidak berdaya. Atau seperti kebenaran yang sulit dibela.

Bahkan, jika prilaku buruk itu mampu membuat penguasa bahagia, para pemuja akan mengulang keburukan-keburukan itu demi mencari muka. Demi menjadi pemuja terbaik, seburuk apapun caranya, akan dilakukan juga.

Maka, menjelang Pilkada, penting memilih penguasa yang tidak pemalas, yang merasa paling benar karena berada di lingkaran kaum pemuja. Pun jika terpaksa, semoga kita diampuni oleh yang Maha Kuasa. Salam awam saja.

Hari Santri Google News
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *