Example floating
Example floating
Pendidikan

Guru Semakin Sibuk, Tugas Menumpuk, Pendalaman Materi Terpinggirkan hingga Siswa Mencari Gurunya

147
×

Guru Semakin Sibuk, Tugas Menumpuk, Pendalaman Materi Terpinggirkan hingga Siswa Mencari Gurunya

Sebarkan artikel ini
Guru Semakin Sibuk, Tugas Menumpuk, Pendalaman Materi Terpinggirkan hingga Siswa Mencari Gurunya

Mediapribumi.id, Sumenep — Pelaksanaan Kurikulum Merdeka tahun 2024 mengurai pro dan kontra. Beberapa guru mengeluhkan karena menilai kompleksitas sistem yang diterapkan membuat para guru disibukkan dengan administrasi ketimbang mengembangkan diri menjadi guru profesional.

SE BKN dan Mendikbudristek No. 09 tahun 2023 tentang Sistem Informasi Pengelolaan Kinerja Aparatur Sipil Negara Guru mensyaratkan setiap guru mengisi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) e-Kinerja melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Pengisian SKP tersebut mendapat keluhan dari guru, karena membutuhkan 32 poin pengembangan diri yang memberatkan.

“Misalnya agenda diklat mendapatkan 8 point, yang diklat tersebut membutuhkan proses panjang yang memakan waktu,” ucap salah satu guru dikutip dari Mojok.co.

Tugas tersebut juga mendapat keluhan dari guru-guru lain, karena dituntut untuk terus mengejar perolehan sertifikat pengembangan diri, yang dapat menyebabkan peminggiran tugas utamanya yakni mengajar.

“Target baru ini yang bikin guru pusing, bahkan tugas utamanya yakni mengajar menjadi terpinggirkan,” ucapnya.

Guru lain, menilai bahwa diklat-diklat tersebut tidak menunjukkan kualitas guru, karena orientasi utamanya adalah pemenuhan kuantitas administrasi.

“Dinas mendorong untuk menuntaskan sebanyak-banyaknya, tidak ada penekanan kualitas dalam hal mendalami materi atau membuat aksi nyata, pokoknya selesai yang banyak,” terangnya.

Tuntutan untuk memenuhi kuantitas poin tersebut juga mendapat kritik dari Founder Guru Amatiran dan juga kreator konten, Alfian Bahri, melalui akun ig @algraphy.id, dirinya mengunggah poster bertuliskan “Grup WA Guru Lebih Mirip Pasar Pelatihan, Mau Teriak-Teriak Takut dikira Kurang Terbuka dengan Kodrat Zaman, Namanya Juga Target Pasar”.

Unggahan lain juga berisi kritikan terhadap kebijakan platform yang diwajibkan kepada para guru, berikut isi unghahannya:

1. Mereka buat aplikasi
2. Lalu ditempel jargon transformasi
3. Lalu lagi diadakan pelatihan untuk aplikasi
4. Lalu lagi-lagi dibuatlah tips-trik-nya
5. Lalu lagi-lagi dibuatlah figur sampling.
Ini persis kegiatan kiat sukses UMKM Go Digital Internasional Bersaing Makmur Sentosa Harapan Jaya Sumber Agung Merdeka Merdeka.
Pendidikan Gak Se-Perintah ini.

“Sebenarnya belajar dalam kesadaran atau ancaman sih?,” tulisnya dalam caption.

Keluhan lain muncul dari para guru yang bertugas diwilayah yang kesulitan mendapatkan akses listrik dan intenet, karena syarat administrasi tersebut kerap dilaksanakan secara online.

“Kami yang bertugas di kepulauan sangat direpotkan oleh tugas-tugas ini, belum lagi listrik sering padam dan sinyal tidak ada. Tugas tersebut otomatis terkendala,” tutur seorang guru (EA) saat ditemui redaksi media ini.

Bahkan, ironisnya, ada kisah siswa hingga mencari guru ke kantor untuk mengingatkan jam pelajaran, dan gurunya sedang sibuk memenuhi administrasi.

Hari Santri Google News
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *