Mediapribumi.id, Sumenep — Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep bakal mengundang Kelompok Petani Milenial yang sudah mendaftar untuk pemantapan persiapan Lomba Inovasi Petani Milenial Hortikultura Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2025.
Hal ini dilakukan untuk mendengarkan langsung inovasi yang digagas dan menyiapkan kebutuhan lomba secara maksimal dengan target meraih juara.
“Nantinya, kami akan melihat langsung inovasinya yang terbaik. Karena kita akan menjual inovasi dari para petani milenial di Sumenep,” terang Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid. Rabu (15/10/2025).
Menurutnya, inovasi yang akan diikutkan memiliki kualitas dan keunikan dari inovasi daerah lain di Jawa Timur.
Sementara, Koordinator KJF DKPP Sumenep, Dewo Ringgih menjelaskan dua Kelompok Petani Milenial yang akan mewakili Kabupaten Sumenep. Yakni, Dari Desa Kasengan, Kecamatan Manding dan dari Desa Dasuk Timur, Kecamatan Dasuk.
Untuk persyaratan pendaftaran lombanya meliputi proposal, profil petani milenial dan video inovasi di desa masing-masing.
“Saat ini mereka sedang membuat video. Besok akan diundang oleg Kadis untuk melakukan presentasi guna pemantapan persiapan,” terangnya.
Dari dua kelompok itu, inovasi yang dihasilkan diantaranya, kelompok yang dari Desa Kasengan memiliki inovasi “Kampung Pangan”, dengan fokus pada pengelolaan horti sayur.
Bahkan, mereka memiliki 6 greenhouse yang dikelola secara swadaya untuk menopang produksinya.
Sementara, kelompok Petani Milenial Desa Dasuk Timur memiliki inovasi “Wisata Petik Jeruk”. Inovasi ini, menghidupkan kembali sentra jeruk legendaris sejak 1980–1990-an.
Ia menceritakan, produksi jeruk sempat menurun pada tahun 2000-an akibat wabah penyakit. Kemudian anak-anak petani lama mulai menanam kembali sejak 2020, kini berhasil panen setelah 4 tahun.
“Telah dikembangkan menjadi wisata petik jeruk yang menarik kunjungan masyarakat dan instansi,” tandasnya.
Lomba ini, selain menarget juara tingkat provinsi, juga dimaksudkan untuk mendorong perkembangan para petani milenial di Sumenep.
Petani milenian di Sumenep, menurut Dewo sudah ada dari berbagai kecamatan dengan anggota berusia 19–39 tahun dan aktif di bidang pertanian hulu hingga hilir.
“Kami terus mendorong agar tiap kecamatan memunculkan inovasi khas di bidang pertanian. Karena mereka memiliki kepekaan terhadap teknologi modern,” pungkasnya.