Mediapribumi.id, Surabaya — Sejumlah jurnalis media asal Kabupaten Sumenep melakukan kunjungan ke Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Senin (3/11/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung keberadaan Migas Corner, sebuah sarana edukasi kemigasan hasil kolaborasi antara ITS dan SKK Migas.
Migas Corner merupakan pusat pengetahuan hulu minyak dan gas bumi (migas) yang dirancang untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor energi. Inisiatif ini menjadi bukti nyata sinergi antara dunia pendidikan dan industri migas nasional.
Provinsi Jawa Timur sendiri diketahui sebagai salah satu wilayah strategis produksi migas di Indonesia, bahkan menjadi produsen gas terbesar kedua setelah Papua Barat.
Dalam sambutannya, perwakilan Rektor ITS, Dr. Ir. Machsus, S.T., M.T., menyampaikan bahwa keberadaan Migas Corner akan memberikan manfaat besar tidak hanya bagi mahasiswa ITS, tetapi juga bagi universitas lain di Jawa Timur.
“Migas Corner akan menjadi pusat edukasi yang bermanfaat bagi mahasiswa ITS dan kampus lainnya. Jawa Timur ini produsen gas terbesar kedua nasional dan menjadi tulang punggung energi Indonesia,” ujarnya.
Machsus juga mengungkapkan bahwa ITS berencana membuka program studi baru, yakni Teknologi Pertambangan, sebagai langkah konkret dalam mendukung pengembangan potensi sumber daya alam di sektor migas dan pertambangan.
“Semangat membuka prodi baru ini muncul karena Jawa Timur, termasuk Madura, memiliki potensi tambang besar. Sudah saatnya perguruan tinggi di Jawa Timur ikut terlibat langsung dalam pengembangannya,” tambahnya.
Ia menilai, masyarakat Jawa Timur, khususnya di kawasan kepulauan, selama ini masih menjadi “penonton” dalam aktivitas eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam. Karena itu, ia berharap generasi muda Madura dan Jawa Timur kelak dapat mengambil peran aktif dalam industri migas nasional.
“Harapan kami, 30 tahun mendatang, anak-anak kita tidak lagi hanya menonton, tetapi menjadi bagian dari SKK Migas dan industri energi nasional,” tegasnya.
Machsus menambahkan, kemajuan bangsa hanya dapat dicapai melalui sinergi antara lembaga pendidikan, industri, dan pemerintah.
“Kita tidak bisa memajukan bangsa ini sendirian. Harus ada kebersamaan dan kolaborasi. ITS akan terus melahirkan SDM unggul yang siap berkiprah di sektor energi nasional,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Anggono Mahendrawan, mengapresiasi ITS yang telah memfasilitasi kunjungan para jurnalis ke Migas Corner. Ia menilai kegiatan ini sebagai bentuk keterbukaan informasi dan edukasi publik di sektor migas.
“Kami berterima kasih kepada ITS yang telah memfasilitasi kunjungan ini. Media perlu memahami langsung kegiatan hulu migas agar bisa menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat,” katanya.
Menurut Anggono, Migas Corner berperan penting dalam memberikan pemahaman utuh tentang kegiatan hulu migas, baik di darat (onshore) maupun di laut (offshore), sehingga masyarakat memiliki literasi energi yang lebih baik.
“Kami ingin media memahami bagaimana proses hulu migas bekerja. Masyarakat juga perlu tahu perbedaan antara eksplorasi dan eksploitasi,” jelasnya.
Anggono menegaskan bahwa seluruh kegiatan survei seismik dan eksplorasi migas dilakukan untuk kepentingan negara, sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945.
“Kontraktor hanya bertugas mencari data. Jika hasilnya nihil, maka seluruh biaya menjadi tanggung jawab kontraktor atau investor,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Migas Corner merupakan hasil kolaborasi antara SKK Migas, ITS, dan Society of Petroleum Engineers (SPE). Kolaborasi ini diharapkan menjadi wadah interaksi antara industri, akademisi, dan masyarakat dalam meningkatkan literasi energi.













