Sumenep, mediapribumi.id — Momentum pelantikan Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PK PMII) UNIBA Madura diisi dengan diskusi publik bertajuk “Partisipasi Pemuda dalam Politik dan Menolak Money Politic 2024”. turut hadir sebagai narasumber, dua alumni PMII sekaligus Politis PKB yakni M. Mohri dan Nur Faizin, pada Kamis, 05/10/2023.
M. Mohri selaku narasumber menyampaikan bahwa menjadi pengurus PMII bukan ajang gagah-gagahan eksistensi diri semata, melainkan tanggung jawab.
“Selamat dilantik dan resmi menjadi Komisariat Definitif. Semoga semakin maju dan memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucapnya.
PMII sebagai organisasi mahasiswa ekstra kampus, hal terpenting didalamnya adalah kaderisasi untuk menyiapkan generasi unggul dimasa depan.
“Tugas berat PK PMII UNIBA Madura adalah menjalankan kaderisasi. Potensi diri yang dimiliki setiap anggota dan kader harus terjaring secara maksimal untuk ditumbuh kembangkan,” terangnya.
Lebih lanjut, Mohri menegaskan bahwa penyiapan kader unggu dalam rangka menghadapi tantangan kemajuan dan mampu mengisi ruang-ruang strategis.
“Saya yakin 20 tahun yang akan datang, seluruh elemen di Negara ini akan diisi oleh kader-kader PMII, sehingga sejak sekarang PMII harus menyiapkan generasi unggul dimasa depan,” pungkasnya.
Sementara, Nur Faizi berhalangan untuk hadir memberikan ceramah, diwakili oleh M. Faidi. Ia mengutarakan bahwa momentum politik 2024 pembahasannya hingga level pusat sering membicarakan generasi-z dan generasi milenial.
“Sejak momentum politik sebelumnya, generasi-z dan generasi milenial hanya berperan sebagai pemilih tidak berpartisipasi pada perumusan kebijakan-kebijakan strategis,” terangnya.
Sehingga, saat ini generasi-z dan milenial harus bersih dari politik uang. Maraknya media sosial dan sebagainya akan juga dimanfaatkan oleh para pihak berkepentingan.
“Kita harus membentengi generasi-z dan milenial dari pengaruh buruk yang masuk lewat media sosial,” ungkapnya.
Faidi juga mengutarakan hasil risetnya, bahwa generasi-z dan milenial saat ini cukup memiliki cara pandang positif dengan tidak tertarik pada politik uang, namun lebih melihat pada visi dan misinya.
“Namun, sisi lain, terdapat beberapa generasi-z dan milenial antipati terhadap politik serta apatis terhadap perkembangan konstlelasi politik, padahal suara dirinya akan berdampak terhadap masa depannya,” pungkasnya.