Mediapribumi.id — dr. Ryu Hasan menyampaikan sudut pandang, tentang konten seks, bahwa tidak menyebabkan kebodohan.
Perlu diketahui, bahwa Pornografi adalah gambar, animasi, teks atau materi lainnya yang dibuat untuk meningkatkan ghairah seksual.
Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi, bahwa pornografi merupakan gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
Wacana yang muncul dalam masyarakat, pornografi dapat menimbulkan kerusakan pada otak atau menimbulkan perubahan struktur otak. Artikel ini akan mengulas dampak menonton pornografi menurut salah satu Dokter yakni dr. Ryu Hasan.
Perlu menjadi catatan, artikel ini tidak untuk menormalisasi seks bebas, karena norma dan kesusilaan masyarakat tetap menjadi pedoman, serta seks bebas tetap menjadi tindakan asusila yang melanggar.
Dokter yang mempunyai nama panjang dr. Roslan Yusni Hasan, Sp.Bs seorang sepesialis Bedah Saraf dalam kanal youtube InsiderOurBarain menerangkan bahwa aktivitas seksual pada masa lampau tidak dianggap tabu.
Anggapan tabu terhadap aktivitas seksual atau yang dikenal dengan istilah pornografi baru belakangan, tepatnya pada abad 19 ketika Ratu Victoria menjadi Ratu Britania Raya.
Pada saat itu, Ratu Victoria mempunyai obsesi tinggi mengatur moralitas manusia, didalamnya termasuk menganggap aktivitas seksual sebagai porno yang tabu pada tahun 1857, bahkan pornografi sempat dianggap sebagai kejahatan.
Sejak saat itu, manusia didunia mengubah cara pandangnya bahwa aktivitas sesksual adalah sesuatu yang tabu.
“Kalau manusia sebelum Ratu Victoria melihat buku (dewasa) responnya biasa-biasa saja,” terangnya.
Belakangan ketika timbul pandangan penabuan aktivitas seksual menjadi porno tersebut, banyak orang menganggap bahwa akan berdampak pada kerusakan otak.
Pada dasarnya menonton konten apapun mempengaruhi otak manusia, dan menonton konten pornografi juga termasuk didalamnya.
Nonton konten pornografi tidak mempunyai implikasi lebih signifikan ketimbang nonton yang lain, artinya tidak lebih negatif ketimbang nonton konten lain, dan nonton pornografi tidak menimbulkan kebodohan.
Masalah nonton pornografi mempunyai pengaruh terhadap otak, hal tersebut benar adanya, sama seperti nonton konten yang lain, seperti nonton bola atau film drama yang kadang membuat orang tegang atau membuat excited.
“Iya sama dengan nonton konten lain, seperti nonton film drama Korea, ada kalanya tegang, ada kalanya excited,” terangnya.
Dampak negatif ditimbulkan karena berlebihan, dan hal ini tidak hanya berlaku pada konten pornografi, melainkan nonton semua konten apapun yang berlebihan menimbulkan dampak negatif.
Selain itu, nonton pornografi tidak mempengaruhi ekspektasi dan persepsi seksual, dan hingga saat ini, hal itu belum ditemukan bukti statistiknya.
Masalah mempengaruhi emosi, sama halnya dengan nonton konten lain, segala yang ditonton atau dilihat dapat mempengaruhi emosi setiap orang, seperti kalau nonton film drama, kadang menimbulkan haru, hura dan sebagainya.
Pengaruh konten pornografi juga tidak berdampak pada perubahan struktur otak. Ketika ada struktur otak yang berbeda satu sama lain, hal itu tidak disebabkan oleh nonton konten porno, melainkan karena dari asalnya memang demikian.
Masalah perhatian dan pengaruh ketika menonton, tidak juga hanya berlaku dalam konten pornografi, melainkan konten lain yang ditonton juga berpengaruh memusatkan perhatian pada yang ditonton.
“Sampai saat ini, masih belum ada fakta orang masuk UGD, disebabkan oleh nonton porno, atau orang otaknya rusak disebabkan oleh nonton porno,” imbuhnya.
Yakni, tidak ada bukti ilmiah hingga saat ini yang menunjukkan bahwa kerusakan otak disebabkan oleh nonton konten porno.
Namun, konten porno adalah konten yang hanya layak bagi orang dewasa, tidak baik untuk anak-anak, sama dengan film-film yang saat ini sudah ada spesifikasi umurnya, film untuk orang dewasa, akan berdampak negatif ditonton anak-anak.
Kecanduan menonton konten porno juga sama dengan kecanduan nonton konten lainnya, artinya semua tontonan dapat membuat kecanduan, dan konten porno tidak lebih negatif. Namun, kecanduan ini tidak sama dengan kecanduan narkoba yang membuat seorang pecandu narkoba menjadi sakit atau hingga berakibat fatal ketika tidak mengkonsumsinya.
Bagi orang yang merasa terganggu karena kecanduan terhadap konten porno dapat langsung berkonsultasi kepada profesional seperti psikolog atau psikiater.
“Jangan tanya temanmu yang tidak tahu apa-apa,” imbuhnya.
Paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, menonton konten prono atau film bokep tidak merusak otak dan tidak membuat bodoh, dengan catatan tidak berlebihan dan hanya untuk orang dewasa, tidak bagi anak-anak.